JUARA EPA U18: Pencetak gol pertama Bhayangkara FC U18 nomor punggung 44 Bima Firnanda menghampiri ofisial tim, Minggu (2/10/2022) petang di Stadion Madya Senayan, Jakarta. (Foto: Media Bhayangkarafcid)
JAKARTA, JPNews.id – Bhayangkara FC berhasil menjuarai kompetisi kelompok umur paling bergengsi di tanah air MOLA Elite Pro Academy (EPA) U18 2022 setelah di final menang 2-0 (1-0) atas Persija Jakarta, Minggu (2/10) petang di Stadion Madya Senayan, Jakarta.
Seperti biasanya setiap mengawali babak pertama Bhayangkara selalu berupaya mengambil inisiatif serangan dengan melakukan pressure atas agar permainan lawan tidak berkembang.
Upaya itu akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-15 lewat serangan balik cepat, Bima Firnanda mampu mencetak gol setelah menerima umpan mendatar dari sisi kanan, skor berubah 1-0 untuk Bhayangkara.
Unggul cepat, The Young Guardians makin percaya diri untuk memainkan tempo permainan yang berlangsung sedang tersebut. Penyerang jangkung MHD Ragil hampir saja menggandakan keunggulan andai tembakannya tidak melesat ke atas mistar gawang Persija menit 18.
Tak ingin jadi bulan-bulanan anak asuh Coach Hartono, Persija coba meningkatkan tekanan. Hasilnya, sebuah tandukan berbahaya masih mampu dijinakkan penjaga gawang Bhayangkara M Iqbal menit 22, mendorong tensi pertandingan makin meningkat.
Jual beli serangan pun mulai terjadi. Persija kembali mengancam menit 24. Tapi, lagi-lagi masih bisa diselamatkan M Iqbal. Sementara Bhayangkara membalas lewat tandukan Ragil. Sayang, pemain yang kala melawan Persib berhasil mencetak dua gol sundulan ini heading-nya masih lemah.
Kesempatan menggandakan keunggulan terbuka lebar saat wasit menunjuk titik putih menit 31. Nahas, Alwi Furqon yang bertindak sebagai algojo gagal menunaikan tugasnya dengan baik, meski ini biasanya dia lakukan dengan mudah tapi tidak kali ini.
Hingga waktu normal 40+1′ di babak yang pertama usai, tidak tercipta gol tambahan. Meski serangan demi serangan Persija terus mengancam. Beruntung M Iqbal tampil luar biasa dengan menggagalkan sejumlah peluang emas tuan rumah.
Pasca turun minum, Persija berusaha lebih sabar mengatur skema permainan. Sedangkan Bhayangkara lebih memilih menunggu di daerah permainannya sendiri, tetapi lebih rapi usai belajar dari kesalahan saat mengalahkan Persib di semifinal.
Taktik ini berjalan sempurna. Tekanan bergelombang Persija selalu mampu dipatahkan barisan pertahanan terutama penampilan apik sang penjaga gawang M Iqbal.
Saat Persija mulai frustasi menyerang, Bhayangkara berhasil melancarkan serangan balik lewat Ragil lalu menyodorkan bola matang ke Syendio Fernando menit 70 yang tinggal berhadapan dengan kiper dan menceploskan bola dengan mudahnya.
Pemain pengganti inipun langsung berlari dan melepas kaos, dan disambut rekan-rekannya. Usai selebrasi, Wasit Dwi Aprialdi asal Bogor tanpa ragu memberikan kartu kuning karena merayakan gol secara berlebihan.
Wasit juga melayangkan kartu kuning kepada tiga pemain Bhayangkara lainnya dan satu untuk pemain Persija. Ini menandakan ketatnya pertandingan terutama tim tamu terpaksa menghentikan gelombang serangan Persija.
Tertinggal dua gol, Persija makin sporadis melancarkan serangan. Namun Macan Kemayoran masih saja gagal membongkar m pertahanan Bhayangkara khususnya penampilan cemerlang M Iqbal di bawah mistar dengan mencatatkan 11 kali safety. Skor tidak hingga menit 80+2′ berakhir di babak kedua.
Begitu pluit panjang dibunyikan wasit sontak seluruh pemain di bench spontan berlari masuk lapangan merayakan gelar juara. “Pertandingan yngg luar biasa dan menarik karena kedua tim saling jual beli serangan,” kata Coach Hartono.
Dia mengakui kalau babak kedua menjadi milik Persija meski mampu meredamnya. “Semua pemain tampil cukup bagus, apalagi Iqbal kiper layak mendapatkan man of the mach pada pertandingan ini,” ucapnya.
Menurutnya, penampilan prima Iqbal jadi kunci timnya memenangkan pertandingan dan juara. “Ini kita syukuri, walaupun kita semua lagi berduka atas kejadian yang terjadi di Malang. Semoga kita bisa lebih dewasa dalam menyikapi hasil pertandingan,” tandasnya.
Selain meraih gelar juara, Bhayangkara juga menyabet dua gelar individu, yakni Best Player MHD Ragil dan Best Coach Hartono. (red)
Susunan pemain:
Bhayangkara: M Iqbal (kiper), Alwi Furqon/Fandi Bagus 57′, M Ishom, M Bahrul/Syendio Fernanda 57′, Ferre Murari, Yusuf Fitra, Sadida Nugraha, Ragil, Bima Firnanda/M Hajarul 79′, Rayhan Putra, dan Sandy Kusuma/Bryan Maulana 57′.
Persija: M Hafizh (kiper), Fafa Sheva, Ibnu Yazid, Aditya Warman/Ikbal Khadafi 70′, M Rizky, M Sultan/Saubyhaki Putra 70′, Nathan Fariel/M Fadly 55′, Dimas Tiar, Fajira Ahqiyar/Amirul Amin 41′, Agi Firmansyah/M Rizaldy 33′, dan Dony Tri Pamungkas.
Statistik Bhayangkara vs Persija:
Shoot 7:12
On target 6:7
Sudut 2:5
Foul 8:13
Free kick 12:8
Kuning 4:1
Penalti 1:0
Safety kiper: 11:3
Ball possession 45:55