[Iklan : RAJA SNACK & DAPUR CINTA]

Dosen PLB-FIP Unesa Berikan Pelatihan bagi Guru SD Inklusi

PENGABDIAN MASYARAKAT: Ketua tim PKM Dosen PLB-FIP Unesa Acep Ovel Novari Beny SPd (kiri), September 2022 lalu di Laboratorium Tunanetra Unesa, Surabaya. (Foto: PLB-FIP Unesa)

JPNEWS.id – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Pendidikan Luar Biasa (PLB) FIP Unesa menggelar pelatihan Program Kekhususan Orientasi dan Mobilitas bagi Guru Sekolah Dasar Inklusi Kota Surabaya pada September 2022 lalu di Laboratorium Tunanetra Unesa, Surabaya.

Tim PKM Dosen PLB-FIP Unesa tersebut, diketuai oleh Acep Ovel Novari Beny SPd dengan anggota Prof Dr Murtadlo MPd dan Prof Sri Joeda Andajani MKes, serta di bantu dua orang Mahasiswa Peminatan Tunanetra.

READ  Lagi, Siswa SMPN 37 Surabaya Capai Kiper Terbaik Turnamen Internasional

Pelatihan dilakukan untuk mengembangkan program kekhususan orientasi dan mobilitas yang digunakan pendidik pada siswa dengan hambatan pengelihatan sebagai layanan kompensatorisnya. Pasalnya, sejauh ini para guru pendidik masih mengalami kesulitan.

“Pengimplementasian isi Permendiknas No 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif, sejauh ini guru sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif siswa tunanetra mengalami kesulitan dalam mengajarkan keterampilan orientasi dan mobilitas bagi siswa tunanetra. Oleh karena itu, PKM ini memberikan pelatihan keterampilan orientasi dan mobilitas bagi guru sekolah dasar,” kata Ketua tim Acep Ovel, Senin (10/10/2022) pagi.

READ  Festival Keroncong Tingkat Pelajar Pamori Gandeng Akademisi

Bahan ajar yang diberikan tentang Ketunanetraan dan Kompensatoris Tunanetra berupa Program Kekhususan Orientasi dan Mobilitas. Dalam pelaksanaannya, setiap peserta diberi pelatihan berupa praktek menggunakan Teknik Tongkat Putih dan Teknik Pendamping Awas.

“Setiap peserta diminta menutup mata menggunakan blind fold. Selain untuk menumbuhkan empati, hal demikian juga diharapkan, guru pembimbing khusus bisa mengetahui kebutuhan dan karakteristik anak tunanetra,” ucapnya.

Peserta tampak antusias mengikuti proses pelatihan. Mereka 10 pengajar yang berasal dari sekolah inklusif SDN Pakis VIII, pembimbing khusus SDN Pacarkeling, dan Lembaga Terapis Be Nice Center Surabaya. “Bapak, mohon program pelatihan ini tidak berhenti sampai sini saja. Kalau bisa, ada pelatihan program kekhususan lanjutan,” pinta salah seorang peserta. (*/red)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *