SURABAYA (JPNews.id) – Pemandangan langka terjadi saat kuliah umum Visiting Professor yang diselenggarakan oleh Fisip UWKS, Selasa pagi (18/10/2022) lalu. Yaitu, cinderamata buku-buku karya dosen yang diserahkan Dekan Fisip Drs Sucahyo Tri Budiono MSi kepada narasumber Prof Dra Rachmah Ida MCom PhD.
Kuliah umum dibuka oleh Rektor UWKS Prof Dr H Widodo Ario Kentjono dr Sp THT-KL (K) FICS dan diketuai oleh Dr Umar Umar Sholahudin MSi. Berlangsung secara offline dan virtual diikuti sebanyak 250-an peserta dari mahasiswa dan dosen baik internal fisip maupun fakultas lain bahkan juga mahasiswa luar kampus serta pertukaran pelajar.
Berkaitan buku-buku karya para dosen setelah kegiatan kuliah umum tersebut, Dekan Sucahyo Tri Budiono menceritakan awal mula dirinya mendorong dosen untuk membuat buku.
“Dosen-dosen Fisip kita dorong, selain karya ilmiah yang bersifat artikel maupun jurnal, juga membuat buku, yang tadi kita serahkan secara simbolis kepada Prof Ida, beberapa karya dosen sebagai kenang-kenangan, yang sebagian besar sudah pernah dibedah,” terang Cahyo.
Cahyo menjabarkan, bahwa fakultasnya punya ajang bedah buku karya para dosen, dengan mengundang mahasiswa dan panelis untuk membedah dan memahami isi buku itu, serta memberikan kritik-kritik sebagai tambahan wawasan mahasiswa.
“Total 30 judul buku karya para dosen yang sudah diterbitkan, sifatnya individual, bunga rampai dan kelompok sesuai kapasitas dan kapabilitas dari masing-masing dosen,” bebernya.
Dikatakan Cahyo, gagasan buku karya dosen mulai ia dorong 5 tahun terakhir difasilitasi periode kepemimpinannya sebagai dekan, bahkan juga dicarikan sponsor untuk penerbitannya.
“Dosen kita ada yang sudah senior, yunior kita harapkan saling berkolaborasi, maka tadi saya sampaikan ada karya buku secara individual, kelompok maupun bunga rampai, yaitu tulisan dari beberapa teman digabungkan jadi satu buku, ada berupa pemikiran teman senior, ada yang dibantu penulisan dan materi dari teman-teman dosen muda,” ujarnya.Tujuannya, sambung Cahyo, supaya ada kesinambungan dari keilmuan para dosen untuk mengadopsi ilmu-ilmu sosial yang senantiasa berkembang setiap saat.
“Buku itu sudah berlabel ISBN sudah bisa dipasarkan, sudah bisa didapatkan di toko-toko buku, perpustakaan nasional, perpustakaan perguruan tinggi, kita ada kerja sama, saling memberi dan menerima sumbangan dari teman-teman ini, disediakan tempat publikasi, tidak hanya buku secara fisik, tetapi juga bentuk e-book yang bisa diakses via internet,” urainya.
Lanjut Cahyo, salah satu judul diangkat dari disertasi yang sangat menarik dan fenomenal, yaitu Kontradiksi Spiritualitas: Pengalaman Batin Langgengkan Pelacur Jalanan karya Dr Mohammad Suud MSi.
“Buku karya Pak Suud ini sangat menarik. Karena, Pak Suud ingin melihat sisi terang dari sisi gelapnya pelacuran (Surabaya), sisi lembut dari kerasnya pelacuran. Salah satunya, mereka tidak satupun yang pernah bercita-cita menjadi pelacur, oleh karenanya ada tujuan-tujuan mulia ketika mereka terpaksa melacur, seperti membiayai keluarga, katanya, aku tidak bisa apa-apa selain melacur. Ini yang diungkap Pak Suud cukup menarik dan jadi best seller,” beber Cahyo.
Oleh karena itu, di era keterbukaan informasi seperti ini, Fisip UWKS mengundang siapa saja untuk join di acara fisip, karena dilaksanakan secara online selain offline ntuk menambah wawasan, dan secara administrasi untuk mencukupi persyaratan kelulusan mahasiswa.
“Kalau dulu, nilai bagus selesai, tapi ke depan, saat mahasiswa lulus itu ada surat keterangan pendamping ijazah (SKPI) berisi tentang sertifikat-sertifikat kegiatan selama dia kuliah ada batas minimal yang diminta,” tutur Cahyo.
Dijelaskan, kalau dulu lulus SKS, tapi sesuai aturan terbaru Kemendikbudristek disebutkan mahasiswa harus punya SKE (Satuan Kredit Ekstrakurikuler) melalui kegiatan seminar, ekstra kampus, olahraga, semua kegiatan ekstrakurikuler.
Di sisi lain, saat mahasiswa selesai kuliah nanti, itu dituntut selain SKE, SKPI tadi, dituntut juga sertifikat kompetensi, contoh sertifikat jurnalistik, administrasi maupun desain grafis.
“Nanti yang jadi pegangan lulusan, bahkan sudah punya keterampilan tidak hanya akademik, sehingga kalau Fisip UWKS ada kegiatan silahkan mahasiswa di luar boleh ikutan,” pungkas Cahyo. (har)