BATU (JPNews.id) – Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko bakal mengakhiri masa bakti periode kepemimpinannya pada 27 Desember 2022 mendatang. Hal ini terungkap dalam jumpa pers, Rabu pagi (12/10) lalu di Rupatama Lantai 5 Balai Kota Among Tani, Kota Batu.
“Saya mengakui ketika saya nanti mengakhiri masa jabatan 27 Desember, ada sejumlah program, bahkan itu masuk RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) belum bisa saya eksekusi 100 persen,” ungkap perempuan yang akrab disapa Bude ini.
Dikatakan Dewanti, kalau alasan pandemi itu klise. Tapi kenyataannya inilah yang terjadi. Bude dilantik tahun 2017 akhir, tapi efektif 2018. Sehingga APBD yang dijalankan tahun 2018. “Dan, yang bisa saya masukkan RPJMD itu efektifnya 2019. Karena, tahun 2018 itu adalah hasil dari APBD tahun 2017 yang sudah digedok oleh pemerintahan yang lama,” katanya.
Artinya, di 2018 itu dirinya masih menjalankan program yang sudah dilakukan periode yang lama. Kemudian, pada 2019 setahun berjalan, masuk 2020 ada musibah pandemi Covid-19. Sehingga efektif 2020 terutama program-program pembangunan yang besar, terpaksa direlokasi prosentase anggarannya dalam jumlah besar.
Nah, tahun 2021 separuh dari program yang dicanangkan mulai bisa sedikit diakomodir. Lanjut di 2022 hampir semua bisa walaupun tidak terkejar dengan RPJMD 5 tahun.
“Tapi jangan khawatir, karena pemerintah pusat punya pemikiran jauh ke depan, dimana ketika kepala daerah yang selesai masanya sebelum 2024, hal yang sudah menjadi raperda, maka Pj yang ditunjuk harus melakukan eksekusi dan tidak boleh ada program-program baru diluar yang sudah kami sahkan tahun ini, jadi itu sebagai guidance, jangan khawatir,” ucapnya.
Proyek Pembangunan
Sejumlah proyek besar yang tersendat itu, antara lain cold storage dengan kapasitas besar, baru pertama kali, item dan rinciannya luar biasa njelimet.
“Kemarin konsultan tidak paripurna, kita tidak berani, karena kalau dipaksakan itu tidak baik, lebih baik diundur. Mudah-mudahan tahun depan bisa dieksekusi, sebab itu upaya pemerintah Kota Batu menekan angka kerugian petani, akibat harga terlalu rendah, jadi bisa disimpan di cold storage lebih lama lagi,” terangnya.
Pekerjaan rumah (PR) tak kalah krusial, yakni pembangunan kereta gantung. “Memang dilakukan swasta, tetapi tetap saja pemerintah punya beban moral karena sudah masuk RPJMD-nya Kota Batu dan proyek strategis presiden, karena bisa jadi wahana wisata baru yang bisa diadopsi kota-kota lain yang punya prospek masa depan baik,” tuturnya.
Tetapi masalahnya di regulasi, meskipun sudah dibantu kementerian terkait, tetap saja antara dishub, apakah itu bagian kereta api, antar bagian masih punya argumen sendiri-sendiri, dan akhirnya tidak bisa ditindaklanjuti, namun semoga tahun ini regulasinya minimal sudah ada.
Tentang kelanjutan pembangunan Pasar Besar Kota Batu, Insyaallah pertengahan tahun depan selesai, karena itu sudah program yang pasti, dan pembangunan ini bukan Pemerintah Kota Batu yang punya tanggung jawab, tetapi pemerintah pusat.
“Dari laporan yang saya terima, target 80-85 persen itu sampai akhir Desember, itu nyaris selesai tinggal bagian-bagian yang kecil. Saya akan terus mengawal program pembangunan pasar sebagai warga kota batu, karena pembangunannya langsung di bawah presiden melalui kementerian,” ujar Bude.
Menurutnya, Pasar Besar itu pembangunannya memang sulit karena harus ada anggaran, tetapi yang lebih sulit lagi adalah pengelolaannya. Untuk itu, pihaknya juga melakukan sidak, studi banding, studi tiru ke beberapa lokasi pasar termasuk ke Pasar Indah Kapuk (PIK) Jakarta.
“Pasar tradisional yang sangat bersih dan kamar mandinya tidak berbayar, sama kamar mandi Among Tani hampir kalah bersihnya, itu bukan pasar pemerintah, toilet yang berbayar 5 ribu, itu tisunya ada, handsanitizer ada, lengkap. Ini harus ada di Pasar Baru,” tukasnya.
Sambung Dewanti, bahkan ada petugas pencari tikus dan coro (kecoa), targetnya dapat tikus dan coro, kalau manajernya atau orang melihat ada coro, maka gajinya dipotong, hal seperti itu pasar yang megah harus tetap terjaga. “Soal pasar ini pasti selesai, jangan khawatir,” tandasnya.
Pertumbuhan Ekonomi
Berkaitan situasi dan kondisi ekonomi di Kota Batu, Wali Kota Dewanti menjelaskan, ketika mengalami pandemi, semua tempat wisata ditutup, restoran tidak menerima orang makan di dalam, itu minus 10 dari sebelumnya plus 6,5 persen.
“Bisa dibayangkan kita terjun 16,5 persen, itu luar biasa. Tetapi yang perlu kita syukuri, tingkat kemiskinan kita tidak turun signifikan, angka pengangguran sangat signifikan dari tidak sampai 3 jadi hampir 4 persen, angka kemiskinan dari 3,3 jadi 3,89 persen paling tinggi 4 persen, tidak signifikan dibandingkan dengan situasi kondisi turunnya pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Bude bersyukur, tahun 2022 terutama setelah lebaran sudah plus 4,0 persen. “Luar biasa Kota Batu ini. Kalau orang bilang seperti naik trampolin, jadi tinggi loncatannya luar biasa. Alhamdulillah diperkirakan saat ini sudah mencapai 5 persen. Kita bisa merasakan bagaimana pertumbuhan ekonominya, ketika di alun-alun dari sore sudah ramai, dari Senin sampai Senin,” bebernya.
Dijelaskan Dewanti, target pertumbuhan ekonomi Kota Batu itu 5 persen dan sudah dicapai, bahkan mungkin lebih. “Karena, kemarin saya tanya pariwisata ketika akhir 2019 sebelum Covid-19 ada 7,5 juta kunjungan wisatawan, sedang per Agustus kemarin kita sudah tembus 5 juta. Insyaallah, terus meningkat Oktober November Desember, jika trennya seperti ini, insyaallah bisa melebihi 2019,” timpalnya.
Soal kasus PMK, Dewanti mengatakan, kalau 2-3 tahun lagi baru bisa memberikan bantuan sapi “Sekarang ini kita belum bisa memberikan bantuan sapi, karena PMK ini kita belum tahu, kenapa, karena ketika kita berikan sekarang, satu, jual belinya juga susah, dua umpamanya dia kena lagi,” kilahnya.
Dia pun mengajak masyarakat untuk tetap bersyukur. “Saya rasa kita harus syukuri, dibandingkan Bali, ada campur tangan pemerintah pusat, supaya kepala daerah ikut meramaikan Bali, semua acara kementerian, acara presiden, bahkan kemarin Polri harus diletakkan di Bali, karena hingga saat ini belum ter-cover, sudah banyak orang tapi masih sedikit orang asing,” ulasnya.
Bude menerangkan, dia bersyukur Kota Batu masih menampung wisatawan lokal. “Ini yang luar biasa yang membuat cepat baliknya, karena orang lokal itu buka sitik gak ero wedi langsung ramai, tapi kalau orang asing dia kalau datang itu harus benar-benar safety. ini bedanya,” imbuhnya.
Serapan Anggaran
Berkaitan anggaran, menjawab pertanyaan wartawan Berita Metro, menyoal serapan anggaran, Bude menyatakan, yang jelas awal pandemi 2020 itu semua disuruh merekofusing, dan itu ada prosentasenya, ketika tidak itu disanksi dan betul betul kala itu untuk melakukan program besar tidak bisa.
“Karena semua direkofusing karena kita gak tahu berapa yang dibutuhkan untuk kesehatan menfasilitasi pandemi, kita gak tahu berapa orang yang sakit, sehingga sebanyak-banyaknya kita oleh menteri keuangan untuk melakukan itu dan kita menuruti, sangat tidak tahu apa yang terjadi di depan,” jabarnya.
Namun, masih Dewanti, pada akhir tahun, kebutuhan yang dibutuhkan warga ketika pandemi ternyata tidak sebanyak yang diperkirakan oleh semua kita, yang pada akhir tahun anggaran itu dikembalikan lagi.
“Contohnya dapat 2,5 miliar rupiah untuk membangun sebuah kemasan itu juga harus direkofusing, anggaran bantuan covid, itu ternyata anggaran dikembalikan, tetapi pasti tidak bisa melaksanakan eksekusi pembangunan karena tahunnya tinggal 2-3 bulan, belum segalanya, itulah kenyataannya masih banyak proyek pembangunan lainnya yang akhirnya tidak bisa dieksekusi,” pungkasnya. (har)