SURABAYA (JP) – Upaya pemerintah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan dengan banyak cara.
Di antaranya membangun sentra wisata kuliner (SWK) seperti di Gunung Anyar bagi warga dengan status ekonomi tertentu.
Namun tak semua SWK ini ramai pembeli seperti harapan pedagang. Karena memiliki persoalan masing-masing.
Sebagaimana penuturan Siti Fatimah Koordinator SWK Gununganyar, Kamis (27/7/2023) lalu. Kemudian lanjut melalui pesan WA, Selasa (1/8) pagi.
“Mulai beroperasi 2014 sampai sekarang. Awal-awal ada 40 stan terisi semua dari warga Gunung Anyar. Mulai UMKM itu para PKL semua tarik ke sini,” katanya.
Tetapi perjalanannya para pedagang ini berkurang satu per satu. “Itu masih belum pandemi Covid-19. Hingga akhirnya mati suri,” keluh Siti Fatimah.
Upaya mengaktifkan kembali terjadi 2016. Namun, lagi-lagi para penjualnya keluar masuk. Penyebabnya, yang ramai jualannya tertentu saja seperti warkop. Karena menjual minuman untuk orang-orang yang cangkrukan.
“Saat pandemi mati, banyak yang tidak jualan, karena ada pembatasan di luar rumah,” ungkapnya.
Kader PKK ini berharap, aktivitas ekonomi bisa berjalan di SWK yang ia pimpin. Sehingga para pedagang bisa menghidupi sendiri.
Terpantau di SWK, penjual saat ini mulai warkop, makanan, minuman, tapi keluar masuk ganti pedagang.
“Yang masih bertahan penjual nasi uduk, nasi bebek, soto, dan ayam krispi,” terangnya.
Jam bukanya hingga 24 jam. Untuk biaya listrik sementara dapat subsidi, tujuannya agar pedagang ini bisa maju dulu.
“Sebenarnya kita ingin ada gebrakan seperti mengundang live music untuk menarik kustomer, bisa karaoke, atau menyanyi bareng,” tuturnya.
Oleh karena itu, pemerintah kota juga mulai melakukan renovasi secara bertahap.
“Karena kita ingin adanya perubahan layout. Ke depannya sih kalau bisa berubah total,” ucapnya.
Selain itu, di belakang masih ada sebagian lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi lapangan futsal, badminton, juga ada taman.
“Masih bisa lah buat fasum olahraga. Harapannya makin banyak yang berkunjung,” jelas Siti Fatimah.
Dengan SWK yang ramai aktivitas, Siti yakin itu dapat mendorong ekonomi masyarakat dan hal positif. “Agar tidak jadi tempat malam orang asing,” tandasnya. (har)