SSB PSG Gununganyar Sinergi Lembaga Sekolah Homeschooling

SSB PSG Gununganyar
SEKOLAH PRESTASI: Pimpinan lembaga homeschooling DK Prima, Rini Riandani menyerahkan point kerja sama kepada Ketua Harian SSB PSG Gununganyar di Penjaringansari, Surabaya, Kamis malam (17/4/2025) lalu. (Foto: IST)

Klik Sembilan Peduli

SURABAYA (JP) – Sekolah Sepak Bola (SSB) PSG Gununganyar menerima point kerja sama dari lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Homeschooling DK Prima di Surabaya. Nantinya lembaga ini yang akan membantu proses kegiatan akademik khususnya bagi siswa atlet yang menunjukkan minat bakat, sehingga harus meninggalkan sekolah formal di tingkat SD, SMP dan SMA.

Sriyono pengurus harian mengatakan, kalau kegiatan homeschooling sudah berjalan satu tahun pelajaran. Basik awal atlet badminton dari klub legenda Indonesia, Sony Dwi Kuncoro.

“Akademik bagian homeschooling sementara basik olahraganya di badminton,” ucapnya Kamis malam (17/4/2025) lalu.

Terkait perizinan lembaga, dia mengungkapkan, kalau lengkap memiliki izin PKBM dari dinas terkait. Sehingga nantinya siswa juga dapat diterima antar jenjang sekolah lain maupun melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Pola pembelajaran ada tatap muka setiap hari dengan lima mata pelajaran. Sedangkan pelajaran lain sistemnya mandiri, materi berupa power point dengan mengerjakan tugas secara mandiri,” terangnya.

READ  Tim Basket Putri Jatim Kalahkan Unggulan DKI Jakarta

Kemudian, tidak hanya cabor badminton atau bulutangkis, terutama cabor sepak bola yang biasanya atlet berada jauh di luar kota, bahkan luar negeri. Kondisi ini juga dapat terlayani dengan pola pembelajaran daring atau online.

“Pada prinsipnya proses pembelajaran homeschooling ini menyesuaikan kebutuhan. Dalam hal ini melayani tatap muka bisa. Juga bisa pakai sistem zoom atau google meeting bagi siswa yang berada jauh. Tetapi yang penting itu anak-anak jangan sampai kosong akademiknya. Karena dengan akademik yang bagus itu dapat menunjang skill olahraganya, baik di sepak bola maupun badminton. Sebab daya kritis mereka juga akan meningkat,” jelas Sriyono.

Selanjutnya, secara khusus homeschooling tidak hanya untuk siswa prestasi olahraga. Namun, juga anak-anak bidang lain, seperti musik. Hanya saja, dinas pendidikan secara khusus memberikan label PKBM olahraga. Karena berangkat dari badminton.

Hal itu, kebetulan sekali di Surabaya belum ada homeschooling khusus olahraga terutama badminton. Karena kebanyakan PKBM lainnya belum ada ciri khas khusus.

READ  Sepak Bola Jatim Juara PON XXI 2024 Aceh-Sumut 

“Kebetulan pimpinan kita juga punya pengalamanolahraga capeknya luar biasa, saat beriringan sekolah. Sehingga berbekal itu, kita menjadi tahu cara melayani atlet seperti apa, supaya pelajaran juga masuk,” timpalnya.

Dalam kesempatan itu, selaku Kepala Homeschooling Rini Riandani turut membeberkan keunggulan lembaganya, selain khusus olahraga. Yakni, bisa mengasah kecerdasan anak, sehingga menopang kegiatan olahraga.

“Kami juga bekerja sama dengan kampus berupa uji psikologi di Unair untuk mengetahui karakter anak. Sehingga sejak dini tahu pola pendidikan yang akan diberikan kepada anak siswa,” ungkapnya.

Sementara untuk tenaga terdapat 12 pengajar. Serta ada tambahan mahasiswa magang dari Unesa, dalam rangka praktek perkuliahan.

Masih di tempat yang sama di komplek perumahan Penjaringansari, lokasi homeschooling. Ketua Harian SSB PSG Gununganyar, Harun Effendy menyambut baik platform kerja sama dari DK Prima tersebut.

“Kebetulan PSG memang masih rata-rata level SSB. Sehingga kebanyakan masih lebih fokus ke sekolah formal. Tetapi sebelumnya juga ada anak-anak yang sempat tidak sekolah. Misalnya selepas mondok. Tentu kerja sama ini sangat membantu memberikan solusi terutama bagi atlet berprestasi, tidak hanya sepak bola,” urainya.

READ  Sekolah Sepak Bola SSB PSG Konsisten Latihan di Gununganyar 

Tetapi setidaknya, PSG dengan kerja sama ini, juga lebih siap kalau ke depannya menerima siswa dari luar kota. Maupun kerja sama dengan cabor lain, SSB maupun klub apapun terkait homeschooling.

“Moment ini penting, karena menjawab kesulitan anak-anak yang terkendala prestasi non akademik. Sebab umumnya saat ini mereka bersekolah di swasta yang izin keluar masuknya mudah. Padahal kalau mau merenung, atlet lebih tepat sekolah jarak jauh begini, sehingga tidak tertinggal pelajaran. Juga tetap berprestasi olahraga,” tandasnya. (red)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *