SURABAYA (JP) – Makin seru latihan Sekolah Sepak Bola SSB PSG Unika saat momen sesi game, Minggu (6/8/2023) pagi di lapangan Pelayaran Gunung Anyar.
Seperti biasanya doa menjadi awalan latihan agar keselamatan selalu menyertai semua siswa. Di sini siswa Maruf memimpin doa sebelum latihan. Sedangkan Veldan usai latihan.
Latihan lanjut pemanasan berupa dribel di dalam kotak yang ditandai kun. Setiap anak satu bola. Mereka menggiring bola secara bebas, tapi harus di dalam kotak dan tidak saling bertabrakan.
Sesi berikutnya satu pemain hasil undian menguasai bola. Kemudian ia mendribel bola tujuannya menyentuhkan bola ke pemain lain.
Pemain yang kena bola, lalu ambil bola mengulang hal serupa. Permainan selesai setelah semua pemain kena bola.
Tujuan permainan ini, pengganti lari mengitari lapangan awal latihan. Namun dengan konsep lebih menyenangkan.
Selain itu, juga merangsang anak untuk menguasai bola, sembari melihat ke depan mencari sasaran.
“Fisiknya juga dapat, hasilnya anak-anak makin percaya diri dengan kemampuannya,” terang Harun Pembina PSG Gunung Anyar Surabaya.
Lanjut Bidang Media Askot PSSI Surabaya ini, bagi pemain yang jadi target sasaran bola, akan berusaha menghindar.
Sehingga mendorong kemampuan refleks pemain menghindari sergapan lawan. Selain itu, juga kelincahan dan kelenturan pemain bisa terbentuk.
Setelah selesai, lanjut peregangan dan senam ringan, hingga sprint. Ini untuk mencegah cidera, sehingga penting hal pemanasan. Baru latihan inti berupa teknik dasar seperti kontrol dan passing.
Tak hanya itu, juga dribel dengan halang rintang. Hingga akhirnya sampai pada momen yang paling dinantikan, yakni serunya game PSG Unika.
Pada game ini menggunakan dua gawang, agar harapannya para pemain tidak bergerombol. Tetapi berpencar mencari posisi kosong.
Pertandingan berlangsung sangat seru dalam dua babak. Di antaranya saat kakak beradik Gandhi dan Veldan saling berebut bola dan jatuh.
Tak hanya itu, Rafa yang biasanya terdiam karena usianya sangat belia, tergoda larut dalam permainan dan berani dribel bola.
Sementara Maruf dan Adi terlihat terus mencari ruang kosong. Bahkan tak jarang Maruf tersulut emosi karena selebrasi lawannya usai mencetak gol.
Semuanya terlihat alamiah dan menyenangkan penuh keakraban.
“Dengan situasi seperti ini, harapannya anak-anak bisa mencintai sepak bola, dan besok di sekolah lebih happy,” tutur Harun.
Veldan menjadi pemain paling subur dengan 6 gol, dari agregat skor 7-7 di waktu normal 2×10 menit. Sedangkan adiknya yang jadi lawannya (memakai rompi ungu) mencetak sebiji gol.
Gol-gol lainnya disumbangkan Anggi. Dan tim rompi, ada Fabian (1), Gandhi (1), Adi (2), serta Verrel (3).
Karena hasil imbang, game lanjut adu penalti. Pada sesi ini, semua penendang gagal kecuali Adi. Sehingga tim kalah kena komitmen pushup tiga kali.
Kemudian sebagai penutup semua pemain melakukan pendinginan. Tujuannya agar setiba di rumah tidak terjadi kram otot. Dan terakhir berdoa, serta yel-yel PSG!! Wani.. 3x..!!! (red)