[Iklan : RAJA SNACK & DAPUR CINTA]

Sambut Ramadan 1445 H, Shangri-La Hadirkan The Jewel of Arabia

Shangri-La Jewel of Arabia
THE JEWEL OF ARABIA: Digital Manager Shangri-La, Rizal di lobby hotel, Senin (4/3/2024) siang 14.00 WIB. (Dok/Harun)

SURABAYA, jpnews.id – The Jewel of Arabia menjadi tema yang diusung oleh Shangri-La Hotel, Surabaya selama bulan suci Ramadan 1445 H. Tema ini menjelaskan ciri khas dan kultur bukan hanya dari Arab Saudi, tetapi Timur Tengah, yakni dari khas Muscat (Oman), Dubai (UAE) dan Jeddah (Arab Saudi).

“Nanti dikolaborasikan jadi satu dalam acara Ramadan di hotel kami,” jelas Rizal (30) Digital Manager Shangri-La, Senin (4/3) siang 14.00 WIB saat ditemui di lobby hotel.

Untuk chef-nya dari Muscat Oman, yang akan mulai 10 Maret ini. “Konsepnya nanti ada makan di (restoran) Jamoo, buffet (meja panjang,red), makanan, juga demontrasi makanan dari chef-nya khas dari Muscat, Dubai dan Jeddah,” ungkapnya.

Sementara di lobby menunjukkan dekorasi, kemudian makannya seperti kayak tenda di Timur Tengah. “Tempatnya ada dua, pertama di lobby, kemudian di Jamoo Restaurant Buffet All You Can Eat,” kata Rizal.

READ  Dipuji FIFA Penyelenggara Piala Dunia U-17 Terbaik, Wali Kota Eri: Kami Siap Event Internasional Selanjutnya!

Patokan harga saat acara Rp420.000,++, tapi tanggal 1-10 Maret itu Rp275.000. Kemudian selanjutnya itu Rp289.000. Jadi harganya nggak langsung fix 420++. Acaranya sisi kuliner, juga ada entertain-nya seperti tarian Sufi. 

“Kalau okupansinya hotel selama Ramadan bagus ya. Karena untuk Ramadan ini segmentasinya kita kerucutkan lagi kepada orang-orang non muslim atau Tionghoa yang rata-rata ditinggal ‘mudik’ para pembantunya.”

“Jadi kami buatkan program khusus seperti harga hotel yang biasanya per malam Rp1,4 juta, nanti kita keluarkan limited over itu cuma Rp899 ribu. Promosinya mulai 9 Maret – 7 April ini, atau selama Ramadan,” terangnya.

Kemudian dari sisi pemesanan kamar sejauh ini, menurut Rizal masih positif. “Karena orang datang kesini tidak hanya untuk menginap, tetapi juga bisa foto-foto dengan dekorasi yang instagramable. Ibaratnya ada pengalaman foto-foto yang nantinya bisa diunggah di media sosial. Membuat orang datang kesini tidak hanya tidur tok, tetapi ada pengalaman khusus lainnya,” bebernya.

READ  Cak Hasan Imbau Atlet Petanque Harus Sering Bertanding Disela Ramadan Cup Bersama Wartawan Pokja KONI Jatim

Asal pengunjung mix, tidak hanya dari Surabaya, tetapi juga dari seluruh kota. “Karena kita segmentasinya tidak melulu etnis tertentu ya, tetapi juga dari government seperti acara dari KPU hari ini.”

“Kalau kemarin pas Imlek kami sukses dengan segmen Chinese. Saat ini Ramadan kami combine dengan segmen Timur Tengah,” tutur Rizal.

Ia menambahkan, untuk wisatawan asing yang menginap rata-rata dari Amerika, Inggris, dan yang lagi naik daun sekarang dari Jepang sama Korea. “Mereka ini rata-rata dari perusahaan seperti Smelting Group, Freeport, mereka istirahatnya di sini.”

“Kayak Freeport, Smelting kan mereka ada kantor di Gresik, cuman kluster di sana kan nggak memadai, sehingga menginap di sini,” urainya.

Sedikit kebelakang, waktu resesi ekonomi dampak Covid, juga berpengaruh karena tamu asing susah masuk. “Alhamdulillah saat ini sudah kembali normal. Jadi masa transisi pandemi, yang tadinya berharap tamu asing berubah ke tamu-tamu lokal.”

READ  Pemuda Karang Taruna RT 02 Kedung Baruk Bagikan Ratusan Paket Takjil

“Dan saat ini juga lebih ke lokal lagi, embrace-nya (merangkul,red) lebih kena ke lokal. Seperti kalau dulu promosi lebih ke bar, kini malah mengurangi alkoholik,” timpalnya.

Unggulan hotel, pihaknya berharap tidak hanya sebagai tempat tinggal, tidak hanya tempat singgah para pengunjung. Tetapi juga bisa memberikan experience yang terbaik untuk para tamu. 

“Jadi apa yang bisa dibawa pulang, orang ingat di Shangri-La itu ada tempat foto-foto yang bagus. Tidak sekedar tempat singgah saja,” tandasnya.

Sebagai informasi tambahan, bahwa Shangri-La Hotel berkantor pusat di Hongkong (Cina), dalam bahasa Mandarin artinya paradise, atau surga. Di Indonesia hanya ada dua, di Surabaya dan Jakarta. Kalau di dunia ada seratusan lebih, paling banyak di Hongkong sama Malaysia. (har)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *