[Iklan : RAJA SNACK & DAPUR CINTA]

Rusunami di Medayu Utara, Warga Ingin Gedung SMP dan Got Baru

RUSUNAMI: Ketua RW Mikhael Markus (kiri) dan Ketua RT Warsito di SWK Wonorejo Rungkut, Selasa (4/7/2023) sore. (Foto: IST)

SURABAYA (JP) – Warga RT8/RW8 Wonorejo Rungkut mengeluhkan prioritas pembangunan pemerintah kota di wilayahnya. Hal ini merujuk pada pembangunan rusunami di Medayu Utara.

Namun demikian warga tidak berkeberatan atas pembangunan rusunami tersebut. Tetapi meminta Pemkot Surabaya untuk membuatkan saluran alternatif (drainase baru) pembuangan air limbah warga.

“Pembangunan rusunami kami tidak menolak. Namun dampak pembangunannya. Karena urukan pasti lebih tinggi. Jika tidak diperhatikan drainase ke depannya bisa jadi malapetaka (banjir),” kata Warsito (45) Ketua RT8, Selasa (4/7/2023) sore.

Saat ini melalui dinas PU, telah membuat saluran alternatif non permanen tembus ke sungai alami temuan yang menuju ke arah timur muara sungai. Tetapi butuh normalisasi.

“Sungai alami ini temuan yang ada di perbatasan Yekape. Karena berdekatan permukiman warga,” timpalnya dalam pertemuan di SWK Wonorejo Rungkut.

READ  Klinik Hewan Pemkot Surabaya Sediakan Layanan Gratis 

Menurut Warsito, kalau lewat saluran (got) yang lama itu ke arah utara terlalu jauh. Sedangkan jarak ke temuan sungai alami ini hanya nol meter. Tetapi perlu normalisasi, yang juga bermanfaat bagi ekosistem sungai tersebut.

“Kalau yang ke utara sudah padat penduduk. Sedang di atas got ini ada bangunan liar. Tapi karena kearifan lokal (tokoh-tokoh masyarakat setempat), sehingga tidak bisa dinormalisasikan,” tuturnya.

Kendati demikian, pihaknya tidak ingin mencari permasalahan, tetapi harus mencari solusi. Dan solusi tersebut yaitu pembuatan saluran baru ke arah timur. 

“Saluran alternatif ini juga bermanfaat bagi RT-RT yang lain,” terangnya.

Terutama, masih Warsito, dampak 10 tahun ke depan seiring perkembangan jumlah penduduk bisa menopang saluran (air limbah rumah tangga) masyarakat di situ.

Selain itu, sambung Komite di SDN Wonorejo 274, juga di SMP Al Islah tersebut, bahwa adanya pembangunan rusunami, juga perlu diperhatikan adanya pembangunan sekolah SMP maupun SMA negeri.

“Harapan saya saat ini yang urgent SMP negeri. Ada tanah BTKD 6,2 hektar milik Wonorejo. Ini saya sudah melihat di buku kretek kelurahan itu atas nama wali kota lama, Purnomo Kasidi,” ungkapnya.

READ  Pemkot Surabaya Cegah Pendatang Libatkan RT/RW

Ia mengatakan bahwa sekolah ini kepentingan lima tahun, 10 tahun, 20 tahun. Ini untuk kepentingan anak-anak cucu, yang mana perkembangan penduduk di wilayah ini sangat pesat. 

“Sebagai Ketua RT, bisa setiap tahun 5-6 KK baru masuk di wilayah ini,” ujarnya.

Saat ini ada 150 KK tidak termasuk KK pendatang, belum yang indekos. Ada yang domisili tapi KK belum pindah karena alasan sekolah PPDB zonasi.

Persoalan lain, bahkan ada salah satu warga yang memindahkan adminduk anaknya ke wilayah lain untuk mendapatkan zonasi sekolah tersebut.

Saat ini ada dua anak SD di wilayahnya yang terancam putus sekolah. Karena tidak masuk zonasi SMP negeri. Sementara sekolah swasta harus bayar uang gedung.

READ  Wali Kota Eri Perintah Jaga Perbatasan dan Patroli Rutin Remaja Bersajam

“Keduanya saat ini kita kawal pengajuan ke dinsos. Memang sedang berproses. Tetapi saya khawatir pendaftaran sekolah keburu ditutup, karena mereka warga kurang mampu. Ini harus secepatnya ada solusi,” bebernya.

Sementara itu, Ketua RW 15 Medokan Ayu Mikhael Markus (48) menegaskan, bahwa intinya warga ingin pembangunan gedung sekolah di wilayah Rungkut bagian timur. 

Karena setiap tahun ada warga menangis karena kesulitan anaknya sekolah SMP negeri.

“Sedangkan untuk pembangunan rusunami ini menurut kami tidak urgent (di sini). Harapan kami pemerintah memperhatikan keluhan kami,” tukasnya.

Markus mencibir undangan sosialisasi rusunami. Katanya, saat pihaknya hadir ternyata sifatnya pemberitahuan. 

“Kami menanyakan manfaat pembangunan rusunami bagi masyarakat luas di Surabaya ini apa? Sedangkan kami lebih membutuhkan gedung pendidikan,” tegasnya.

Markus menyatakan bahwa gedung sekolah ini vital. Karena setiap tahun ada warganya kesulitan masuk SMP. 

“Ini ranahnya pemerintah kota untuk setidaknya menambah pagu bagi anak-anak yang jauh dari PPDB zonasi,” pungkasnya. (har)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *