SURABAYA (JPNews.id) – Peraih medali emas dan perak Porprov 2022 lalu, yakni Wildan Kristanto dan Jasminea Shely Alidzakiyah lolos langsung Puslatcab Karate Surabaya untuk Porprov VIII Jatim 2023 mendatang.
Ketua FORKI Surabaya, Ozzie Nieuwenhuyzen mengatakan, bahwa yang masuk puslatcab nanti, mereka yang juara satu pada “Seleksi Puslatcab Porprov 2023 FORKI Kota Surabaya”, Rabu (8/2) lalu di Gedung Dojo FORKI Jatim, Jl Kertajaya Indah, Surabaya.
“Sedangkan yang punya wildcard (kesempatan) itu mereka yang meraih medali emas dan perak porprov kemarin, seperti Wildan yang dapat emas, dan Shely dapat perak, tapi yang nomor tiga harus ikut seleksi (lalu),” kata Ozzie.
Dikatakan Ozzie, potensi (karate) Surabaya selalu ada, dan diharapkan terus berkembang, karena pihaknya sudah berjanji kepada KONI Surabaya dengan target setidaknya empat emas. “Jadi kita akan fokus,” tuturnya.
Dihadiri Dirut Auto Unika Mekanik, Tatag Triwibowo, peserta seleksi puslatcab tersebut, berasal dari sembilan perguruan dengan total 74 atlet kata dan kumite, baik atlet-atlet lama maupun baru.
Hoslih Abdullah, Ketua KONI Surabaya yang turut menyaksikan jalannya seleksi, juga menyampaikan ucapan selamat kepada Ozzie Nieuwenhuyzen, yang telah menyelenggarakan seleksi puslatcab.
“Harapan kita, 2023 Porprov VIII ini, Insyaallah sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Forki Surabaya, empat medali emas,” pesannya.
Sementara itu, Lorentius, selaku Bidang Perwasitan menuturkan, bahwasannya Forki Surabaya untuk menjaga kualitas seleksi, maka dihadirkan para wasit (netral) dari luar Kota Surabaya.
“Jadi yang pertama, untuk netralitas dalam menjaring atlet (karate) Porprov Kota Surabaya. Yang kedua untuk bener-bener mendapatkan kualitas atlet yang bisa memberikan medali untuk Kota Surabaya,” ungkap Loren, biasa disapa.
Hal itu, dibenarkan oleh Awan Indrawan, wasit pemegang Lisensi A AKF (tingkat Asia) mengatakan, kalau potensi karate Surabaya sangat besar.
“Kami jadi wasit ini, bukan dari Surabaya. Artinya, Forki Surabaya berusaha untuk menjaring atlet-atlet (karate) Surabaya ini semaksimal mungkin, tentunya keputusan-keputusan (wasit) yang diambil bisa lebih obyektif,” ucap pria asal Sidoarjo itu.
Terpisah, Natalia Dwi Anggraeni, menjadi salah satu pendatang baru yang lolos puslatcab karate setelah menjadi juara kata perorangan putri. “Perasaannya seneng, terharu, baru pertama kali ikut (seleksi porprov) sudah bisa menang. Alhamdulillah,” syukurnya.
Suasana berbeda disampaikan runner-up kata beregu putra, Digda Yuma Altafi, dimana dia mengaku awalnya sempat grogi. “Tadi pertama-tamanya sih agak sedikit grogi, tapi pas main sudah berusaha untuk menghilangkan semuanya, fokus 100 persen pada pertandingan,” ujarnya.
Digda tidak terlalu kecewa meski kalah, karena dia jadi satu-satunya atlet termuda yang meraih juara kedua.
“Karena memang jarak umur (lawan di final) yang mungkin jauh ya, terus pengalaman juga mereka sudah beregu lama,” tukasnya. (red)