SIDOARJO (Jpnewsid) – Melakoni pensiun, mantan asisten wasit nasional ISL Ari Jayanto (59) masih terlihat tegas saat turun gunung memimpin pertandingan kompetisi Liga Persebaya.
“Saya mulai karier wasit nasional dari divisi 3, 2, 1, utama hingga ISL (Indonesian Super League). Untuk ISL tahun 2000 sampai 2017,” ungkap Awik, sapaan lekatnya, Sabtu (1/7/2023) siang.
Ditemui saat memimpin pertandingan U-13 Liga Persebaya di Lapangan Angkasa Pura Juanda, Awik mengaku senang melihat perkembangan sepakbola nasional.
“Saya lihat sepakbola Indonesia makin hari makin berkembang. Tapi wasit ini harus banyak latihan, latihan, latihan. Jangan sampai terlena di rumah,” ucapnya.
Menurut pria yang sudah tidak muda lagi ini, kalau wasit hanya di rumah saja, otomatis feeling bolanya hilang. “Harus nonton bola, di medsos maupun lapangan yang biasa ia buat latihan setiap hari,” tuturnya.
Terkait hasil tes wasit Liga-1 beberapa waktu lalu, ia menyebut, bahwa sebetulnya wasit-wasit Surabaya itu bagus. Tetapi karena ada penguji fitness-test dari Jepang, otomatis drop-nya itu jauh (adaptasi).
“Tinggal Wasit Erfan Effendi dan satu Asisten Wasit Fajar Furqon saja di Liga-1. Lainnya turun di kasta Liga-2,” katanya.
Untuk mengembalikan kejayaan wasit asal Surabaya, menurutnya itu bisa memulainya dari memperkuat kerukunan dan silaturahmi.
“Ya sebetulnya wasit (Surabaya) itu sudah guyub mulai dulu. Sebetulnya itu tidak ada masalah karena wasit itu netral. Semuanya ikut sana ikut sini, wasit di tengah-tengah ada bola itu tiupan saja,” urainya.
Ia mengatakan, bahwa yang namanya organisasi pasti ada begitu, ada gonjang-ganjingnya, tapi akhirnya kembali lagi ke induknya lagi, Persebaya lagi.
Kembali ke regenerasi perwasitan Surabaya, pria humoris ini berpesan kepada para wasit muda yang bertugas di Liga Persebaya saat ini. Yakni agar konsisten menjaga latihan.
“Harus latihan satu. Kedua komunikasi dengan senior, jangan diam-diam aja. Pengurus (wasit) juga tanggap. Adakan pertemuan satu atau dua minggu sekali untuk menjalankan roda kompetisi ini,” pesannya.
Harapannya, agar yang muda-muda makin melejit, makin meroket. “Pengganti saya, penerus saya harus ada. Saya nasional bisa 20 tahun. Kenapa yunior saya gak bisa? Harus bisa! Prinsipnya seorang wasit begitu,” tandasnya. (har)