SEMARANG KOTA (JPNews.id) – Melancong ke Kota Lumpia belum lengkap rasanya, kalau tidak berkunjung di Kota Tua Semarang. Namun, serasa lebih syahdu kalau itu melakukannya pada malam hari.
Seperti saat media ini menikmati wisata malam Kota Tua Semarang bersamaan perjalanan dinas Pemkot Mojokerto, Kamis (25/5/2023).
“Saat kita berada di Kota Tua. Belum ke Semarang rasanya, kalau tidak berfoto di depan Gereja Mblenduk,” tutur tour guide di dalam bus, yang membawa rombongan dari Hotel Aston Inn menuju lokasi pukul 18.30 WIB.
Namun, sebelum mengabadikan momen itu, terlebih dahulu kami singgah untuk makan malam di Pring Sewu. Iya, restoran ini tak kalah eksotis.
“Ini dulu bekas pabrik gula milik pengusaha terkaya di Asia, Oei Tiong Ham,” ungkap Anita, pelayan restoran yang ramah.
Tentu saja, restoran dengan masakan khas Jawa tersebut punya menu andalan di antaranya Pepes Bandeng. “Menu lain yang favorit ada Rawon dan masakan Jawa lainnya,” ucapnya.
Dijelaskan Anita, restorannya termasuk heritage. “Restoran Heritage. Karena di sini menyimpan cerita sejarah. Pengunjung kebanyakan family. Dan wisatawan,” tuturnya.
Ia tak mengelak, dengan usia yang lama, di lokasi indentik dengan cerita misteri. “Saya sudah dua tahun bekerja. Belum pernah sih mengalami yang kejadian aneh. Tapi, menurut saya kalau niatnya baik, pasti semua juga akan baik,” kisahnya.
Beranjak ke tujuan awal, yakni bangunan gereja tua. “Namanya Gereja Immanuel. Tapi, karena di atas ada kubah mirip bangunan masjid. Masyarakat lokal menyebutnya Gereja Mblenduk,” terang tour guide.
Sayang keterbatasan waktu, awak media tidak dapat menggali lebih jauh, karena minimnya narasumber. Tetapi, keindahan Kota Semarang terungkap sepanjang jalan.
Dijelaskan, sepanjang rute yang kamu lalui, terdapat kios-kios aneka kuliner malam yang berjejer. Kemudian, ada Gumaya Tower, hotel yang sering digunakan Presiden SBY saat menjabat.
Berikutnya, ikonik Simpang Lima. Lalu, Alun-alun yang bekas kebakaran Pasar Johar, yang di sampingnya terdapat juga Pasar Maling terkenal.
“Dulunya ada cerita, ada orang yang menemukan barangnya yang hilang di Pasar Maling. Ya tetep saja ia harus membelinya,” ucap pemandu wisata.
Tak ketinggalan, bus yang kami tumpangi juga melewati tempat-tempat oleh-oleh khas Lumpia Semarang. (har)