SURABAYA (JPNews.id) – PWNU Jatim berencana mendirikan wadah olahraga kaum Nahdliyin yang diberi nama Konfederasi Olahraga Nahdlatul Ulama (KONU). Hal ini disampaikan oleh Ketua PWNU Jatim KH Marzuqi Mustamar, Sabtu (1/4/2023) malam di aula Suhartatik KONI Jatim.
Tokoh NU kelahiran 22 September 1966 itu mengungkapkan gagasan ini muncul setelah melihat besarnya potensi olahraga warga NU. Maka dia dan pengurus berniat mewadahi dan memberikan sentuhan islami kepada atlet, pelatih, perangkat pertandingan, serta pengurus cabor di bawah KONU.
Gagasan tersebut rencananya akan dibawa ke pengurus besar. “Harapannya benar-benar mendapatkan legalitas dari PBNU. Sehingga dalam melangkah tidak menimbulkan masalah internal. Jangan ada duri dalam daging,” ucap KH Marzuqi Mustamar.
Langkah pertama mengusulkan KONU ke PBNU. Setelah mendapat lampu hijau akan dibuatkan akta dan diurus legalitasnya ke Departemen Hukum dan HAM (Depkumham) RI. “Syukur-syukur kalau yang me-launching nanti PBNU,” ujar pimpinan salah satu ponpes di Kota Malang tersebut.
Kiai Marzuqi menyebutkan program awal yang akan dilakukan KONU bila sudah mendapatkan legalitas dari PBNU, yakni akan mengakomodir, menginventarisir, menertibkan dan mengorganisir cabor-cabor yang ada di masyarakat NU.
Selanjutnya KONU segera menyelenggarakan event-event, lomba atau pertandingan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten sampai nasional.
“Supaya pemenangnya diakui internasional maka harus connect dengan pemerintah dan KONI. Sehingga setelah juara nasional, bisa ikut pertandingan internasional. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ketua KONI Jatim, Pak Nabil,” jelas Kiai Marzuqi.
Sambung Kiai Marzuqi bahwa namanya merintis harus bertahap. Misalnya tahun ini harus menyelesaikan ini, kemudian menyiapkan yang lain. Mulai seleksi atlet, pelatihan pelatih, wasit dan lain-lain yang versi NU.
“Yang full NKRI harga mati. Misalnya menang ya menang tapi tetap menjaga aspek kemanusiaan, tata krama, dan adab. Seperti yang dicontohkan atlet sepak bola santri, Maulana, yang selalu cium tangan pelatihnya. Kita ingin budaya-budaya mulia seperti itu dipromosikan lewat olahraga,” paparnya.
Sementara Ketua KONI Jatim Muhammad Nabil menyambut baik gagasan KONU ini. Dan akan membantu dan memfasilitasi teknis pembentukannya di Jawa Timur.
“KONI Jatim akan mencoba membantu KONU khususnya tentang SDM keolahragaan, misalnya soal pelatih, atlet, sport science-nya, dan akan menghubungi pengprov-pengprov dan KONI kabupaten/kota yang selama ini menjadi anggota KONI Jatim,” kata Nabil.
Nabil menuturkan bahwa potensi atlet dari kalangan Nahdliyin di Jawa Timur sangat besar dan harus ditangkap oleh NU. “KONI Jatim akan menjembatani KONU dengan pengprov cabang olahraga. Mungkin untuk awal tidak bisa semua cabor,” tambah Nabil.
Ia optimistis KONU dan KONI ini satu frekuensi karena di KONI Jatim banyak atlet dan pelatih bahkan pengurus berlatar belakang Nahdliyin, apalagi di kabupaten/kota.
“Di KONI Jatim ada Dr Makruf Syah Wakil Ketua KONI Jatim yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim, ada juga Pak Mirza Muttaqin, Firmansyah Ali dan Anshori yang anggota bidang pembinaan dan prestasi KONI Jatim. Ini tentu mempermudah terbentuknya KONU,” terang Nabil.
Jika semua langkah itu telah ditempuh, saat KONU telah menyelenggarakan event-event mulai tingkat kecamatan hingga nasional, maka upaya menggerakkan perekonomian rakyat semakin besar.
“Dipadukan dengan program Ibu Gubernur Khofifah, OPOP (one pesantren one product), maka setiap penyelenggaraan event KONU bisa dipadukan dengan event pameran, atau bazar UMKM, maka sektor perekonomian pun juga pasti bergerak,” tandas Nabil. (*/red)