SURABAYA, jpnews.id – Kemerdakaan Pers di Jawa Timur 2023 sangat penting untuk mendapat perhatian semua pihak terutama indikator ekonomi yang mempengaruhi Kemerdekaan Pers. Karena hal tersebut erat kaitanya dengan keberlangsungan menajemen industri media.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin yang mewakili Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono dalam pembukaan Kongres Aliansi Wartawan Surabaya (AWS) di Hotel Sahid Surabaya, Sabtu(2/3/2024).
Ia mengatakan pada tahun 2023 Dewan Pers mencatat bahwa Indeks Kemerdekaan Pers di Jawa Timur naik cukup signifikan yaitu dari 72.88 persen, naik menjadi 76,55 persen. Naiknya Indeks Kemerdekaan Pers tentu didukung oleh peran serta semuanya termasuk indikatornya peran fisik politik,77,38 persen, lingkungan ekonomi 75,64 dan lingkungan hukum 76, 32.
“Beberpa indikator tersebut perlu mendapat perhatian lebih lanjut terutama indikator ekonomi, sebab erat kaitannya dengan tata kelola perusahaan dam manajemen industri media,”ujarnya.
Selain itu, Sherlita juga berharap semua media cetak juga memiliki berita versi online dan juga memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan pendapatan selain dari iklan.
” Hasil survei Kementerian Kominfo bahwa masyarakat kalau ingin mencari informasi ternyata paling banyak di media sosial dengan angka 72 persen dan 40 persen di televisi dan Radio, sementra website pemerintah hanya 14 persen, karena itu kami di pemerintah Provinsi Jawa Timur beralih ke media sosial dan saya pikir ini juga dilakukan oleh teman-teman media, semua bahwa versi cetaknya tetap ada tapi versi cybernya juga harus ada,”tambahnya.
Sementara itu, Ketua panitia Taufik Hidayat menjelaskan Kongres AWS ini diharapkan dapat menghasilkan usulan-usulan yang terintegrasi. Kongres AWS pertama menjadi peluang untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan menuangkan berbagai ide-ide kreatif.
“Karena AWS sendiri adalah bengkel kreatif wartawan, menjadi wartawan yang terkemuka dan profesional untuk memberikan informasi berdasarkan fakta, tidak hanya itu saja apabila AWS akan prinsip kami bukan hanya membenahi sesuatu yang perlu di benahi, akan tetapi sudah menjadi target AWS menjadi lembaga pers yang melahirkan sebuah invasi dari kreatifitas para anggotanya,” ujarnya. (*/red)