Komisi Wasit Futsal Atensi Insiden Guru Banting Pemain

Komisi Wasit Futsal
KASUS GURU: Komisi Wasit Futsal AFK Surabaya, Pudji Wahjono (kanan) mengunjungi SMP Labschool Unesa 1, Selasa kemarin (29/4/2025). (Foto: IST)

Klik Sembilan Peduli

SURABAYA (JP) – Insiden guru sekaligus pelatih futsal SDN di Surabaya inisial BAZ yang membanting siswa pemain lawan dari sekolah madrasah ibtidaiyah (MI) juga menarik perhatian komisi wasit Asosiasi Futsal Kota (AFK) Surabaya. Kuat dugaan salah satu faktor timbulnya kejadian itu karena dipimpin wasit yang tidak mengantongi lisensi juga bukan anggota federasi futsal resmi.

Menjamurnya turnamen futsal yang merajalela terutama di sekolah-sekolah khususnya swasta, bersamaan mendekati PPDB. Maka acapkali panitia event ini tidak komunikasi dengan federasi futsal resmi seperti AFK menurut teritorial daerah kabupaten/kota. Ini juga menjadi perhatian komisi wasit futsal.

Hal itu, bisa karena kesengajaan dari pihak penyelenggara ataupun ketidaktahuan. Tapi yang jelas, banyak turnamen baik umum, terutama di sekolah memakai jasa wasit ‘abal-abal’, meski risikonya tinggi. Karena minim wawasan dari sisi peraturan dan psikologi permainan.

Itu menjadi penting, karena seorang wasit juga harus memperhatikan keselamatan pemain dan pertandingan. “Kalau wasit berlisensi apalagi yang senior, dia paham gelagat tidak sportif. Jadi bisa mencegah, ofisial, pelatih juga segan. Tapi kalau wasit ‘swasta’, apalagi dia masih yunior atau mahasiswa. Maka biasanya tim cenderung meremehkan,” kata Halim wasit senior di Surabaya, Rabu (30/4/2025) pagi.

READ  Aeromodelling Surabaya Tak Gelar Seleksi Porprov, Benarkah?

Sebagaimana kabar sebelumnya, kejadian guru banting pemain ini, juga menarik perhatian Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Pasalnya orang tua anak juga melaporkan ke kepolisian. Termasuk wali kota juga meminta dinas terkait memberikan sanksi terberat kepada pelaku insiden di SMP Labschool Unesa 1 Surabaya, Minggu (27/4) kemarin lusa.

Lewat pesan WAG, Pudji Wahjono Komisi Wasit AFK yang juga Lawyer mengaku telah mendatangi pihak sekolah.

“Sudah saya tegur kepala sekolahnya. Ini sebelum ada laporan ke Polrestabes Surabaya. Saya sudah pesan (waktu itu), ini bisa berlanjut ke ranah hukum karena menyangkut anak. Kalau keluarganya tidak menerima, pelaku terus panitia pasti juga kena terseret. Pertanyaannya bisa kemana-mana, termasuk wasit yanh dipakai,” jelasnya.

Menurutnya, semua pekerjaan atau keadaan ada resiko dan konsekuensinya, tetapi kalau orang cerdas pasti dia akan menghindari risiko-risiko yang akan terjadi bila dia melanggar aturan yang ada. “Kalau sudah terjadi, ya jangan mengeluh, menyesal bila ada permasalahan seperti itu,” imbuhnya.

READ  PKM di Gresik, Dosen Unesa Berikan Keterampilan Siswa SMK Rias Pengantin Solo Puteri, Upacara Adat dan Wirausaha

Adanya keluhan dari sejumlah wasit resmi yang berstatus mahasiswa. Dengan menduga adanya merajalela wasit juga mahasiswa, tetapi tidak punya lisensi. Hal ini beredar juga opini, bahwa namanya unit kegiatan mahasiswa (UKM) khususnya di kampus dengan jurusan olahraga, memiliki otoritas sebagai pusat pembelajaran. Apalagi kasus ini adalah oknum bukan panitia event maupun wasitnya.

Namun hal itu mendapat sanggahan dari komisi wasit. “Kalau mengatasnamakan UKM seharusnya tidak lepas dari internalnya. Lha ini sudah mengundang pihak lain. Tujuan intinya untuk promosi sekolah menarik anak didik di PPDB. Maka sudah semestinya harus ikut regulasi yang resmi sebagaimana aturannya,” tegas Pudji Wahjono.

READ  Keluarga Almarhum Farhat Mika Rahel dan Semua Peserta Minta Cabor Tinju Dilanjutkan

Dia menyindir, kalau selama tidak ada kejadian, insiden, mungkin baik-baik saja. Tetapi kalau sudah seperti ini baru kebakaran sana-sini. “Ini warga Indonesia banyak ragamnya, banyak kepentingannya. Yang tidak kompeten saja terkadang merasa top, merasa bisa memakai aturan semua sendiri,” tandasnya.

Sedangkan wasit senior lainnya, Anselmus menegaskan, bahwa wasit yang bertugas tidak berlisensi. Sehingga berisiko muncul hal-hal yang membahayakan pemain. “Apapun alasannya, seharusnya semua event apalagi dengan peserta umum, sebaiknya koordinasi dengan federasi AFK, supaya lebih amannya,” tegas pria yang juga guru olahraga di SDN ini. (har)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *