Jpnews.id, SURABAYA – Siswa baru kembali bergabung mengganti siswa lama yang tidak aktif SSB Klik PSG Unika, Minggu (30/6/2024) di lapangan Poltekpel Gununganyar, Surabaya.
Pekan ini ada tiga sekaligus, yakni Kitaro Budhianto (12), Muhammad Aufar Abbiyu Harmoko (10) dan M Rais Azzam Saputra (9).
Uniknya, ketiga siswa atlet sepak bola itu mengetahui PSG Unika dari jagat maya internet. Yaitu hasil Googling dan YouTube.
Hanya Aufar yang tahu dari kakaknya M Ridho Hafidz Harmoko, yang bergabung terlebih dahulu. Namun, juga hasil menelusuri ‘Mbah Google’.
Hebatnya, mereka ternyata tidak berasal dari perkampungan dan perumahan sekitar kampus. Tetapi bahkan dari luar Kecamatan Gununganyar.
Seperti Kitaro Budhianto, yang kelahiran Surabaya November 2012 ini warga Semampir Selatan, Rungkut. Beranjak dari basket, belakangan ia juga terlibat futsal sekolah. Ini mendorong dia untuk mendalami sepak bola sebagai induk futsal.
Hasilnya, berbekal kecerdasan dan kemauan keras, Kitaro menunjukkan progres latihan di pekan ini setelah resmi bergabung pekan lalu.
Berbeda dengan Muhammad Aufar Abbiyu Harmoko, yang kelahiran Surabaya Mei 2014 ini, warga Bendul Merisi Jaya, Kecamatan Wonocolo.
Aufar cinta sepak bola karena sering main bola liar di kampungnya. Sementara di tempatnya tidak ada tempat bermain bola yang layak. Tentu saja, ini mental yang bagus karena punya keinginan untuk maju dengan mencari tempat latihan yang tepat untuk mengasah bakatnya.
Lain halnya dengan M Rais Azzam Saputra, yang kelahiran Surabaya Februari 2015. Ia warga Kendangsari GG Lebar, termasuk wilayah Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Kalau anak satu ini, cinta bola, namun teman-temannya banyak kena gajet. Atau mainan HP.
Ketua Harian SSB Klik PSG Unika, Harun Effendy mengungkapkan, bahwa ada beberapa siswa yang izin tidak aktif. Alasannya, ada karena pergi mondok, juga sebagian pindah cabor dan luar kota.
“Ada satu dua yang pamit baik-baik. Tapi alhamdulilah, progres bertambahnya siswa relatif baik. Seperti pekan ini ada tiga siswa. Dan melihat posisi grup WA, lebih dari 50 siswa. Ini belum termasuk 38 calon siswa yang masuk daftar tunggu.”
“Yang masuk waiting list, umumnya dari luar kota. Dan ada juga yang masih memastikan anaknya jadi ikut bola atau cabor lain,” terang Harun.
Uniknya, sambung mantan wasit nasional ini, kalau ada kebiasaan unik. Bahwa setiap kali ada hajat sepak bola internasional khususnya kalau ada timnas Indonesia main. Maka menjadi tren masuknya calon siswa SSB baru.
“Biasanya ya, Piala ASEAN, Asia, Eropa, Copa America hingga Piala Dunia. Ini jadi masa-masa di mana banyak yang kontak ingin belajar sepak bola,” tuturnya.
Oleh karena itu, Harun menawarkan kepada calon siswa, kalau di SSB Klik PSG Unika ini latihan di lapangan standar nasional. Dan memiliki pelatih berpengalaman, juga mengantongi lisensi kepelatihan yang memadai.
“Kami juga intensif memantau kemajuan setiap siswa. Dan yang menunjukkan progres latihan, otomatis akan menjaring ke tahap berikutnya. Seperti mengikutkan seleksi klub amatir, profesional hingga timnas.”
“Tentunya dengan program latihan dan jenjang yang tepat. Semoga ke depannya PSG Unika dapat berkontribusi bagi perkembangan sepak bola nasional, berbekal fasilitas latihan standar yang ada. Sehingga Indonesia dapat menekan adanya program naturalisasi,” pungkasnya. (red)