Jpnews.id, SURABAYA – Asprov PSSI Jatim menggelar workshop membahas kompetisi Liga 3, Soeratin dan Piala Pertiwi 2023/2024 di Surabaya, Jumat (6/10) siang.
Materi pembahasan tentang ketentuan-ketentuan baru, sistem kompetisi, syarat-syaratnya, yang akan berlaku untuk Liga 3, Soeratin U-17, 15 dan 13. Serta Piala Pertiwi.
Ketua Asprov Ahmad Riyadh UB mengatakan, kalau semua sudah memahami aturannya, persepsi terhadap peraturan sama, ketentuannya sama. Maka nggak ada lagi protes, karena gak jelas aturannya.
“Ini tadi clear. Keluar dari sini (workshop) pemikiran dalam kompetisi harus sama.”
“Yang dari Banyuwangi, dari Bojonegoro, sudah tahu. Oh, syaratnya ini, nggak ada lagi pertanyaan soal umur, akte, KK, dan sebagainya. Keluar dari sini, clear semuanya,” terang Riyadh usai membuka acara workshop.
Terkait keamanan sudah ada MoU pihak kepolisian dengan PSSI pusat. Semuanya sudah satu paket sampai ke daerah-daerah. Seluruh Indonesia sama.
“Memang yang ditekankan dampak tinggi Liga 1. Tapi alhamdulilah kemarin Persebaya lawan Arema lancar. Makanya, kalau kita mengikuti ketentuan insyaallah sukses.”
“Jadi ketentuan pengamanan mereka (kepolisian) ada semua, karena di daerah-daerah kan tidak sama. Mana yang ada suporternya, mana yang tidak, mereka punya semua ketentuannya,” tutur Riyadh.
Soal sponsor Liga 3 khususnya regional Jawa Timur, sama. Yakni, Kapal Api, dan sarung Gajah Duduk. Namun, masih hitungan bujetnya. Liga 3 nya titel siapa, Soeratin nya siapa. Masih pembahasan.
“Klub-klub ini kan sudah berat. Kita bikin ringan. Biar klub mengurusi pemain e tok, gak ngurusi perangkat pertandingan, ini itu, insyaallah lah,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Asprov Joko Tetuko menjelaskan, walaupun tahun 2023 ini bersamaan Piala Dunia U-17.
Tapi antusias dari askab/askot untuk kompetisi yang menjadi tanggung jawab asprov itu sangat tinggi.
“Khusus Piala Pertiwi tahun ini ada dua, senior, U-17 dan 15. Namun, karena secara nasional jumlah pemain terbatas. Sehingga Jawa Timur masih memfasilitasi satu event yang senior,” jelasnya.
Khusus Soeratin karena putaran nasional gelar Januari 2024. Maka sampai Desember akan kita selesaikan untuk U-17 dengan kickoff mulai 7 November.
“Karena tanggal 5 November kita akhiri penyegaran wasit. Sudah ketahui wasit yang qualified yang terjunkan untuk mimpin putaran pertama Soeratin, yang pesertanya terus berkembang menjadi 43 tim,” paparnya.
Menurutnya, karena sifatnya pembinaan. Maka (peserta) sampai nanti seminggu sebelum technical meeting. Kalau alasannya memenuhi syarat, masih menerima.
“Sehingga tambah satu, tambah dua, kita putar sedemikian rupa, khususnya U-17 yang nantinya mewakili di tingkat nasional bisa tertampung semua.”
“Tidak mengecewakan pembinaan di daerah-daerah, dan klub-klub yang telah menyiapkan pemainnya,” katanya.
Sedangkan untuk putaran Liga 3 mulai Desember. Itu pun rencananya home away, leg1 leg2.
“Kalau asumsi peserta 40. Maka sisanya 20 klub kita putar setelah pemilu (14 Februari). Sehingga meringankan konsentrasi petugas keamanan.”
“Insyaallah awal Maret sudah ketemu wakil Liga 3 Jawa Timur di tingkat nasional,” urai Pembina PWI Jatim ini.
Untuk Soeratin U-15 dan 13. Maka askab/askot diperkenankan memutar kompetisinya. Karena perwakilan kabupaten/kota yang ke tingkat provinsi.
“Tetapi tetap menggunakan aplikasi SIAP (Sistem Informasi Administrasi Pemain). Termasuk lisensi pelatih. Tadi kesepakatan (workshop) untuk daerah, lisensi pelatih bisa diturunkan.”
“Kalau sudah sampai putaran Jawa Timur sesuai regulasi C AFC. Tapi di daerah bisa di bawahnya dengan kesepakatan wilayahnya masing-masing,” jabarnya.
Tujuannya pembinaan dan memberi kesempatan pelatih di daerah yang sudah berlisensi. Sehingga sesuai harapan pembinaan di daerahnya masing-masing.
Sebagai tambahan informasi, untuk ketentuan U-17 Soeratin, yaitu kuota 25 pemain. Kelahiran 1 Januari 2006 sampai dengan Desember 2007. Serta maksimal 10 ofisial.
Lisensi pelatih putaran provinsi C AFC, dan nasional B AFC, juga asisten pelatih C AFC.
Sementara untuk grassroot modelnya festival U-12, 11, 10 dan 9 tahun. Kalau terjadi kecurangan pencurian umur, pemalsuan data. Maka sanksi berat ke ofisial atau pelatih.
Kalau ke pemain seringan-ringannya karena unsur pembinaan. (har)