[Iklan : RAJA SNACK & DAPUR CINTA]

Kibarkan Merah Putih di Balai Kota, Ini Kesan 2 Siswa SMAN 17 

Kibarkan Merah Putih
KIBARKAN MERAH PUTIH: Firdo (kiri) dan Aurel (kanan: pegang bendera) dua siswa SMA Negeri 17 anggota Paskibraka Kota Surabaya. (JP/IST)

SURABAYA, JPNews.id – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia telah berlalu, Kamis pagi (17/8/2023). Bertindak sebagai inspektur upacara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Sekitar 1.786 peserta mengikuti upacara yang berlangsung khidmat di Taman Surya Balai Kota Surabaya tersebut. 

Mereka terdiri dari Forkopimda Kota Surabaya, kepala perangkat daerah (PD) di lingkup pemkot. Serta para konjen dan konsul di Kota Surabaya. 

Selain itu, hadir pula para tamu undangan dari berbagai instansi, para pemuka agama, veteran hingga masyarakat umum lainnya.

Usai upacara, Eri Cahyadi mengaku bersyukur Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Surabaya diberikan kelancaran dalam menjalankan tugas mengibarkan bendera merah putih. 

Pun demikian dengan penampilan dari paduan suara Gita Bahana Pelajar Surabaya serta Orkestra Nada Suara Dispendik Surabaya.

 “Alhamdulillah upacara 17 Agustus ini Paskibraka-nya diberikan kelancaran dan sangat luar bias,” ucap wali kota.

Dua Paskib asal SMA Negeri 17 Surabaya Kibarkan Merah Putih

Lantas seperti apa lika-liku paskibraka mulai masa penjaringan hingga pemusatan latihan? 

Berikut penuturan dua siswa SMA Negeri 17 yang terjaring anggota Paskibraka Kota Surabaya. Yakni Ananda Firdaus Wiratama dan Aurelia Salwa Fauziah.

Diceritakan Firdo sapaan lekat Ananda Firdaus Wiratama, awal perjalanannya terpilih menjadi anggota Paskibraka Kota Surabaya.

READ  Korban Kekerasan Seksual Dapat Perhatian Pemkot

Awal April, ia bersama rekannya menjalani serangkaian seleksi. Mulai seleksi administrasi, kepribadian, kesamaptaan, PBB hingga wawasan kebangsaan.

Kemudian intelegensia umum secara online oleh BPIP pusat. Dan terakhir tes Wawancara.  

Dari sekitar 600 peserta yang mendaftar dan hanya 98 orang yang dikukuhkan sebagai paskibraka oleh Wali Kota Eri Cahyadi di Graha Sawunggaling, Selasa (15/8) lalu. 

Namun sebelum terpilih dan di kukuhkan itu, mereka menjalani karantina 4 – 16 Agustus untuk pemusatan latihan. Di mana selama dua pekan latihan pagi sore di bawah pengawasan bakesbangpol.

Untuk penginapan keseharian mereka menempati sebuah hotel.

Selama karantina latihan fokus, disiplin tinggi, kekompakan dan kebersamaan, mengingat mereka berasal dari SMA/SMK yang berbeda, tidak saling kenal. Di gembleng menjadi calon paskibraka yang tangguh dan pantang menyerah.

Malam harinya, peserta juga mendapatkan materi pemantapan nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan oleh berbagai narasumber yang berkompeten di bidangnya. Seperti dari TNI, kepolisian, kejaksaan hingga psikolog.

Kegiatan lain agar menumbuhkan kekompakan adalah membuat yel-yel paskibraka angkatan 2023. 

“Kami yang muslim selalu melakukan shalat berjamaah di masjid. Bagi yang Kristen atau Katholik ke gereja.”

“Perbedaan itu membuat kami semakin saling menghargai dan selalu kompak setiap hari,” tutur Firdo, Rabu (30/8) melalui Pesan WhatsApp.

Bersama rekan-rekannya, ia merasa semua lelah selama latihan terbayar dengan bangga dan haru. Terutama setelah acara puncak pengibaran Sang Saka Merah Putih tepat 17 Agustus 2023.

READ  Tes Fisik Atlet Jawa Timur Kembali Digelar Selasa Lusa 

“Kami bersyukur mendapat kesempatan menjadi Paskibraka kota Surabaya, yang hanya di dapatkan sekali dan tak dapat terulang lagi tahun depannya,” katanya.

Menurutnya, banyak cerita mulai pengalaman dan kebersamaan serta solidaritas yang terjalin dengan persaudaraan antar teman angkatan paskibraka tahun 2023 ini.  

“Banyak momen tercipta selama 2 minggu pelatihan.”

“Mulai dari suka, duka, bahu-membahu untuk satu tujuan, suksesnya pengibaran Sang Saka Merah Putih di balai kota,” ujarnya.

Hal serupa di ungkapkan Aurel sapaan akrab Aurelia Salwa Fauziah. Iya, siswi kelas XI jurusan campuran IPA-IPS ini mengaku kali pertama daftar paskibraka karena rekomendasi seniornya.

Selanjutnya, warga Rungkut Asri Barat ini mengikuti serangkaian seleksi sebagaimana Uus sebelum berkesempatan kibarkan Merah Putih.

“Alhamdulillah lolos semua seleksi. Setelah itu pra pelatihan 3 hari. Latihan PBB dasar dulu. Karena ada anak yang bukan anak paskib di sekolah,” ucap anak tengah dari tiga bersaudara ini.

Di jelaskan Aurel, latihan bertahap mulai langka tegap, belok, juga membentuk pasukan. “Kalau tingkat Surabaya ada 3 pasukan, yakni 17, 8 dan 45. Pasukan 45 bagi dua, A dan B,” jelasnya.

Untuk rutinitas sehari-hari, setelah latihan ada ishoma. Selama pelatihan boleh pegang HP di waktu tertentu saja, untuk komunikasi keluarga terutama pas istirahat di hotel.

“Kalau di balai kota istirahat di sekitarnya untuk kenalan juga sama teman-teman baru. Nah, Maghrib balik hotel makan malam. Setelah itu, materi di kelas itu sampai jam 21.00 lalu istirahat,” terang Aurel.

READ  Menopause Bukan hanya Milik Kaum Perempuan

Pada hari kelima dan ketujuh Aurel mengaku kalau mulai mencuci baju. Selain itu, ia setiap menjelang tidur membiasakan baca materi dari kelas.

“Kesannya saya ikut paskibraka, sangat bangga, senang bisa terpilih anggota Paskibraka Kota Surabaya.” 

“Ini pengalaman pertama saya, karena berkenalan dengan 98 anak. Kami bersama selama 14 hari pemusatan tanggal 4 – 18 Agustus,” ungkapnya.

Pada 15 Agustus pengukuhan menjadi anggota paskibraka. Namun, kata Aurel, sebelum tanggal itu, semua masih calon, yang bisa diganti siapa saja. Baru di tanggal 16 nya gladih bersih bareng bapak-bapak TNI Polri, juga protokol dan paduan suara.

“Tanggal tgl 17 upacara mulai pukul 07.30, alhamdulillah pengibaran berlangsung lancar,” paparnya.

Setelah pengibaran, pada malam harinya mengikuti gala dinner bersama bapak wali kota memakai baju batik. Di mana tersaji berbagai menu makanan yang enak-enak.

“Di situ kita penutupan, kumpul-kumpul cerita kenangan pas pengibaran. Dan esoknya di tanggal 18 tur ke Museum Tugu Pahlawan, mengenang peninggalan sejarah, juga nonton film,” urainya.

Perjalanan berikutnya ke Kebun Raya Mangrove. Di sini, Aurel dkk mengexplore berbagai flora, juga berfoto ria dengan spot-spot yang sangat bagus.

Transportasi tur itu, menggunakan 4 bus sekolah. Tiap bus nya isi 25 orang. Kemudian setelah tur, menunggu anak-anak yang putra menunaikan shalat Jumat.

“Setelah itu makan siang terakhir, dan berakhir setelah semuanya di jemput orang tuanya masing-masing,” timpalnya. (kahfirossi)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *