SURABAYA (JPnews.id) – Lebih dari 3 tahun tinggal dan jebolan latihan sepak bola di kota Liverpool, Inggris, Muhammad Abrisham Raffaza (10) siswa SSB PSG Unika mengikuti seleksi Persebaya U-10, Sabtu (3/8/2024) pagi di lapangan Karangan Wiyung, Surabaya.
Momo, sapaan lekat Raffaza, mewakili klub internal Persebaya, Sasana Bhakti (Sakti) bersama seorang lainnya, Nirza Krisna Wahyu Dharma asal SSB lokal Wiyung.
Momo sendiri mendapat kesempatan seleksi usai menerima rekomendasi dari Coach Romadhon. Yang eks asisten pelatih Persebaya U-15 ini, juga menahkodai sekolah sepak bola PSG di lapangan Poltekpel Gununganyar, Surabaya.
“Semoga (Momo) menjadi motivasi, semangat buat teman-temannya di PSG. Lebih giat hadir mengikuti latihan,” tutur Romadhon, terpisah melalui telepon pintar WA.
Pada kesempatan bermain dua kali, Momo mampu menampilkan kebiasaan selama latihan di Eropa. Khas visi bermain dan aksi permainan simpel dan terukur. Tercatat, dua assist nya berbuah gol dari posisi sayap kiri.
Namun, ia memang perlu adaptasi. Termasuk cuaca terik, dan gaya main ngotot dan ngeyel khas Arek-arek Suroboyo.
“Iya, anak saya baru, bedanya seleksi di Surabaya itu bagaimana. Tadi mungkin kurang naik turunnya (fisik). Kebiasaan di sana (Liverpool) disiplin posisi dan visi bermain secara tim,” terang Munir, ayah Momo.
Momo terbang ke Liverpool untuk mengikuti orangnya yang studi S3 selaku dosen ITS. “Waktu di Inggris, Momo suka mewakili sekolahnya main bola. Dan di sana sejak sekolah kultur sepak bola masuk kurikulum.”
“Dan legenda sepak bola, juga sering tiba-tiba ke lapangan menyapa anak-anak. Tidak perlu menunggu ada acara,” katanya.
Selain itu, ofisial akademi Liverpool FC rutin turun setiap pekannya memberikan pelatihan ke SSB setempat. Tujuannya juga menjaring anak-anak berbakat untuk dimasukkan akademinya.
“Karena kultur sepak bola yang kental. Begitu kembali ke Tanah air, Momo langsung minta dicarikan SSB di Gununganyar. Saya lihat lapangan fasilitasnya bagus,” tukasnya.
Selepas acara seleksi, yang turut menyaksikan kakek dan ibunya. Lanjut mampir sarapan sekaligus mengajak media ini di KFC Wiyung.
“Waktu di Liverpool tidak banyak makanan berlabel halal. Makanya kebiasaan juga makan fried chicken (KFC,red) bisa sehari tiga kali,” timpal ibunya Momo.
Saat ini, Momo masuk sekolah swasta Islam terpadu di Medokan Semampir. Di sekolah ini, hobinya tersalurkan karena ada ekstra mini soccer. (red)