GRESIK (JPNews.id) – Tradisi kontes dan lelang Bandeng Kawak Kabupaten Gresik 2023 sukses digelar mulai 17 April lalu. Terlihat ribuan warga memadati area pasar dan pelelangan bandeng kawak di Bandar Grisse.
“Pasar bandeng kawak memberikan dampak yang positif dalam ekonomi kerakyatan. Ini menjadi kebangkitan ekonomi kerakyatan dalam memberikan manfaat kepada pedagang dan masyarakat Gresik,” ujar Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Rabu (19/4) malam.
Pasar bandeng muncul sejak zaman Raden Paku (Sunan Giri). Kala itu santri yang ingin pulang ke kampung halaman mencari oleh-oleh di sekitar pesisir pantai. Diantaranya yang menjadi jamak adalah oleh-oleh ikan bandeng.
Adanya pasar bandeng menunjukkan pemikiran visioner dari seorang Sunan Giri. Sebab pasar bandeng sangat membantu perekonomian masyarakat nelayan saat itu. Kemudian seiring waktu berkembang menjadi tradisi tahunan Gresik setiap akhir Ramadan.
Gus Yani, sapaan akrabnya, mengatakan, bahwa pemkab berkomitmen untuk menjaga kearifan lokal tersebut. Pasalnya, tradisi pasar bandeng telah menjadi warisan budaya tak benda di Gresik.
“Jangan sampai ini hilang tergerus zaman. Karena ini adalah bentuk visioner Mbah Kanjeng Sunan Giri dalam memberikan inovasi dalam penguatan ekonomi masyarakat dengan berbisnis perikanan bandeng di Kabupaten Gresik,” tuturnya.
Turut hadir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang tampak didampingi bupati dan wakil bupati beserta forkopimda berkeliling memantau stan-stan dengan ragam olahan bandeng.
Diceritakan Gubernur Jatim, bahwa sejak tahun lalu, dirinya rutin membeli bandeng Gresik saat momen menjelang lebaran. Selanjutnya bandeng dimasak bareng seluruh kepala dinas dan BUMD di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
“Seperti tahun lalu, malam ini saya akan berbelanja bandeng, karena nanti malam kita akan mengadakan lomba memasak berbasis bandeng bersama OPD dan BUMD. Kita nanti juga akan sahur dengan menu bandeng asal Gresik,” ujarnya.
Gubernur menyebut saat ini bandeng menjadi resonansi bagi perkembangan ekonomi warga sekitar terutama dalam jenis ikan berbasis budidaya.
Khofifah yang mengenakan baju dari tenun wedani itu cukup menarik perhatian. Bahkan, dengan percaya diri mengatakan, bahwa tenun wedani memiliki potensi yang besar di masa depan.
“Saat ini saya memakai baju dari tenun wedani khas Gresik. Dan ini sudah dipamerkan saat G20 Oktober lalu di Bali. Dengan makin banyaknya potensi yang telah di-explore, saya rasa Gresik akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat,” tandasnya.
Gresik Sumbang 60 Persen Produksi Ikan Bandeng Jawa Timur
Saat ini, Gresik menyumbang 60% dari total produksi ikan bandeng di Jawa Timur. Sehingga dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menyampaikan, bahwa bicara bandeng ya Gresik dan Gresik ya bandeng.
“Jikalau bandeng se-Jatim 60% ternyata adalah produksi budidaya dari Kabupaten Gresik. Tanpa Kabupaten Gresik, produksi bandeng Jawa Timur tidak ada apa-apanya,” ungkap gubernur.
Data BPS tahun 2023 diketahui, bahwa terdapat 16.158 petani ikan di 18 kecamatan dengan total luas 15.601,26 ha untuk tambak payau, dan 13.052,01 ha tambak air tawar. Kabupaten Gresik terus menjadi jawara dalam produksi bandeng di Jatim.
Untuk itu, Pemkab Gresik terus memberikan penyuluhan dan dorongan terhadap pertumbuhan sektor perikanan. Sebagaimana dalam konteks kontes dan lelang bandeng kawak tersebut misalnya, bagi pemenang disediakan hadiah uang hingga total 50 juta rupiah.
Hal itu, dimaksudkan untuk memberikan motivasi bagi petani dan peternak bandeng untuk terus memberikan upaya maksimal dalam budidaya bandeng.
Sementara kontes kali ini terpilih tiga juara, yakni juara 1 bandeng 11,5 kg milik Syaifullah Mahdi dan juara 2 bandeng 11 kg milik Asikin. Keduanya dari Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujungpangkah. Sedang juara 3 bandeng 7,2 kg milik Zainul Abidin dari Desa Watuagung, Kecamatan Bungah.
Selain trofi, para pemenang juga mendapatkan hadiah uang tunai untuk juara 1 Rp 30 juta, juara 2 Rp 25 juta, serta juara 3 Rp 20 juta. Ini sebagai apresiasi atas kerja keras para peternak bandeng. (*/red)