SURABAYA (JPNews.id) – Pelepasan ribuan burung emprit oleh pimpinan universitas dan fakultas menandai grand launching program Bulan Pendidikan, yang dicanangkan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Minggu (14/5/2023) pagi di area Labmer Unesa, Lidah Wedan.
Pencanangan program tersebut, bertepatan dalam rangka menyemarakkan Bulan Merdeka Belajar atau Bulan Pendidikan Nasional, yang diperingati setiap Mei.
Dekan FIP Unesa Prof Dr Nursalim MPd mengatakan, bahwa Bulan Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang terselenggara khusus, untuk memperingati dan menyemarakkan Bulan Pendidikan Nasional.
Dalam bulan ini, Unesa menggelar banyak kegiatan, seperti seminar atau webinar yang membahas berbagai aspek pendidikan. Selain itu, ada kegiatan pameran dan kesenian. Bahkan sedang juga merencanakan upaya memecahkan rekor MURI pada awal Juni mendatang.
“Program ini memang menjadi bagian dari program kementerian. Namun, di Unesa sendiri sudah menyelenggarakan rangkaian Bulan Pendidikan untuk memberikan ruang bagi mahasiswa mengembangkan minat dan bakat serta kompetensinya. Spesialnya tahun ini, ada pemecahan rekor MURI,” ungkap Nursalim.
Ia menuturkan, kegiatan ini tidak sebatas menyemarakkan, tetapi juga untuk memperkuat berbagai aspek program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
Untuk itu, FIP dan fakultas lain di Unesa akan menginternasionalisasi program lewat berbagai kerja sama internasional dan pencapaian akreditasi internasional.
“Ada empat prodi di FIP yang tahun ini sedang divisitasi untuk akreditasi internasional. Ada empat prodi lain yang sedang menyusun borang pengajuan.”
“Bulan ini akan ada empat perguruan tinggi dari luar negeri yang mengirim mahasiswanya untuk pertukaran mahasiswa di Unesa, juga ada pertukaran dosen. Semuanya mengarah ke penguatan pengalaman belajar mahasiswa,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Rektor Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya, dan Usaha Dr Bachtiar Syaiful Bachri MPd menambahkan, pihaknya akan terus mendukung berbagai program pendidikan nasional, termasuk MBKM yang memang tujuannya untuk mendekatkan kegiatan kampus dengan aktivitas kehidupan.
Lewat berbagai program tersebut menargetkan mahasiswa memiliki kompetensi, dan setelah lulus mereka bisa langsung unjuk kompetensinya di tempat mereka berkarier atau bekerja nanti.
“Di sisi lain, program MBKM ini menjembatani mahasiswa dengan dunia usaha dan industri lewat program magang misalnya. Sehingga tidak ada lagi istilah lulus dulu baru mencari pekerjaan. Tetapi, sebelum lulus pun mahasiswa sudah mendapat tawaran pekerjaan atau membangun kariernya sejak di kampus,” tuturnya.
Harapannya, adanya peresmian Bulan Pendidikan, seluruh civitas akademika memiliki kesadaran, bahwa pendidikan di kampus bukan satu-satunya. Tetapi, ada hal lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu pengalaman dari luar kampus.
“Mahasiswa ini kan akan berhadapan dengan kampus kehidupan atau kampus masyarakat setelah mereka lulus nanti. Apalagi era sekarang semakin menantang bagi lulusan.”
“Nah, kami lewat kebijakan, program dan implementasi tridarma perguruan tinggi, pada umumnya menyiapkan mahasiswa, agar siap menjawab tantangan dengan kompetensi dan inovasi,” tandas Bachtiar. (har)