SURABAYA (Jpnews.id) – SSB Klik PSG Unika kedatangan tamu, Dwikora FC, Minggu (2/6/2024) pagi di lapangan Poltekpel Gununganyar, Surabaya. Dwikora membawa dua tim kelompok umur (KU), yakni U-13 dan U-15.
Klub yang menggelar latihan di lapangan Laut Jawa Lantamal V TNI AL itu, hadir berkekuatan penuh di setiap KU. “Kebetulan sparing jadi banyak yang datang, ada 18-an anak tiba duluan. Yang lain masih perjalanan. Nanti, genap satu tim minimal di tiap KU-nya,” tutur M Harun, Pelatih Dwikora FC.
Tak hanya tim tamu, tetapi tuan rumah PSG, juga tampak antusias. Meskipun, sebagai SSB yang berdiri 30 Oktober 2022 lalu ini relatif masih seumur jagung.
“Alhamdulillah anak-anak kita hadir ada 26 siswa. Mulai KU-7 hingga 16 tahun. Ini capaian sebagai SSB baru, dan juga asli binaan PSG. Sebab, sebelumnya rata-rata 15-an anak. Walaupun di database kami, ada 50-an siswa, belum termasuk daftar waiting list,” terang Harun Effendy, selaku Pembina SSB Klik PSG Unika.
Pemegang lisensi wasit nasional ini, lebih-lebih amat bersyukur. Karena, hampir di KU-13 dan U-15 menjadi satu tim. Termasuk di bawah U-11. “Ya, kalau secara kuantitas ini modal berharga ke depannya. Sehingga, tinggal meningkatkan kualitas tiap siswa, dengan catatan, aktif latihan. Agar kemampuan mengolah bolanya stabil dan meningkat,” katanya.
Untuk U-13 dan U-15 rutin setiap tahun ada Piala Soeratin dari PSSI, sebagai wadah menjaring pemain nasional. Oleh karenanya, Harun berharap anak-anaknya kompak, sehingga bisa turun di ajang remaja tertua di Indonesia tersebut.
Dalam kesempatan itu, Coach Romadhon izin tidak hadir, karena harus mendampingi tim U-16 salah satu klub internal, bertanding di Liga Persebaya.
“Sebelum uji coba lawan Dwikora FC, anak-anak yang under 11 tahun, ada kita mainkan sendiri 8 lawan 8. Main 15 menit kali 2 babak. Hasilnya, tim rompi ungu menang 10-4. Mereka sangat antusias bermain,” jelas Harun.
Kemudian, di sesi sparing lawan Dwikora FC, baik U-13 dan U-15, harus mengakui keunggulan tim tamu. “Ini kali pertama kami bermain lapangan penuh, 11 lawan 11. Jadi banyak yang harus dibenahi. Sedangkan lawan, sudah solid sebagai tim,” ujarnya.
Masih Harun, skor kekalahan cukup mencolok, yang U-13 di atas 0-3. Sedangkan U-15 lebih dari 0-5. “Pelajaran hari ini, yang kita dapat. Anak-anak secara fisik banyak perbaikan. Sehingga mengurangi daya konsentrasi. Selain itu, juga soal posisi dan peran sesuai posisi masing-masing masih kurang,” imbuhnya.
Kendati demikian, hasil skor bukan ukuran. Karena, menurutnya, di era sepak bola modern ini, bagaimana memberikan wawasan kepada anak-anak bermain sepak bola yang benar.
“Insyaallah, kalau anak-anak melalui proses bermain secara teknik dasar, juga kerja sama tim sudah benar. Maka, kemenangan hal yang akan datang dengan sendirinya. Nah, di PSG ini, kami fokus itu, bagaimana main bola yang benar lewat tahapan proses sesuai beban materi di setiap KU-nya,” pungkas Harun. (red)