SURABAYA (JPNEWS.id) – Porprov rasa pelatnas. Begitu sebut Tatag Triwibowo saat menyaksikan latihan cabor sepak bola Kota Surabaya proyeksi Porprov VIII Jatim 2023, Kamis (2/2) pagi 08.00 WIB di Lapangan Kebonsari, Jambangan, Surabaya.
Pernyataan Dirut Auto Unika Mekanik itu merujuk pada kehadiran sosok Fakhri Husaini (58), pelatih kaliber nasional, yang sukses membawa Moch Supriadi dkk menjadi juara Piala AFF U16 2018 silam.
Terakhir, mantan gelandang serang Timnas Indonesia tersebut berhasil membawa tim sepak bola tanah kelahirannya, Aceh meraih medali perak PON XX Papua 2021 lalu.
“(Dari) pelatih tamu kita ini, istilahnya dapat ilmu baru yang sangat bagus buat anak-anak. Apalagi, kita lebih dulu berlatih,” ujar Tatag Triwibowo, ofisial tim yang ditunjuk askot memimpin persiapan porprov cabor sepak bola putra.
Pak Manajer, sapaan Tatag Triwibowo di lapangan, berharap target juara bisa tercapai dengan kehadiran pelatih nasional, lantaran dari tim pelatih internal sendiri, terjalin kerja sama dan kolaborasi yang bagus dengan Coach Fakhri Husaini.
“Anak-anak sekarang lebih aktif, dan produktif dengan ilmu-ilmu yang baru. Harapan kita target (medali) emas yang kita dapatkan. Karena juga pengaruh ke depannya (masa depan) anak-anak juga lah,” timpal kolektor Mercy Tiger ini.
Dalam kesempatan itu, Totok Risantono, legenda Persebaya mengakui, bahwa hadirnya Fakhri Husaini membawa pengalaman berharga.
“Kayaknya (pola latihan) merujuk pada persiapan PSSI (timnas). Anak-anak mendapatkan pengalaman dengan pelatih yang mau mengambil sertifikat A Pro. Ini yang penting.”
“Insyaallah, kalau tahun kemarin kita nomor tiga, tahun ini kita bisa juara. Karena latihannya lebih bagus, dan pelatihnya berkelas. Ini keuntungan untuk porprov (Surabaya). Kan (daerah) yang lainnya belum persiapan,” katanya.
Caretaker Unika Bajul Ijo U17 ini menepis anggapan, kehadiran Fakhri Husaini bisa mengganggu program latihan yang telah disiapkan.
“Tidak mengambil alih, tetapi menambah ilmu, dan pelatih-pelatih menyadari ini, sama-sama belajar dari PakFakhri Husaini, yang pernah menangani PSSI U16 (Timnas Indonesia Piala AFF U16). Ini yang penting,” tukas Totok Risantono.
Mantan kiper Persebaya itu menegaskan, bahwa setiap pelatih harus terus belajar, belajar dan belajar. “Karena, ilmu baru sepak bola terus berkembang. Nah, ini usianya anak-anak (di atas U17), sehingga lebih cepat menyerap ilmunya,” terang Totok Risantono meniru ucapan Fakhri Husaini.
Pada pertemuan kedua ini, dikatakan Fakhri Husaini, bahwa topik latihan ball progression, tujuannya untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam penguasaan bola di area lawan.
“Obat-obatan semua ada, tetapi tidak ada yang bisa menggantikan cidera otot. Tidak ada di apotek, otot ketarik, hamstring, beli otot ganti baru, tidak ada,” tutur Fakhri Husaini saat mengawali briefing latihan.
Untuk itu, dia meminta semua pemain tidak menyia-nyiakan tahapan stretching (peregangan), baik itu saat warming-up (pemanasan) maupun cooling-down (pendinginan). Dia mengingatkan lifetime, terbatasnya usia bermain sepak bola.
“Kalau kamu lakukan itu (peregangan) dengan benar. Kalian bisa main bola sampai umur 32, 33 bahkan 35 nanti, atau mungkin bisa sampai 40 (tahun). Kalian harus ingat itu.”
“Karier kalian main bola gaklama. Kalau mungkin kalian nanti terpilih di porprov, bisa ikut pra pon, di pon. Setelah pon mungkin kalian punya waktu 7-8 tahun, kalau kalian betul-betul. Jadi, jangan sia-siakan waktu yang terbatas ini, itu harusnya bisa kalian kontrol,” bebernya.
Menurutnya, penyebab cidera tidakbisa dikontrol, karena melibatkan orang lain, tidak bisa menghindar terutama kalau (lawan) berniat jahat. “Tetapi, pada saat stretching itu, yang melakukan kontrol adalah diri sendiri,” tandasnya.
Turut hadir menyaksikan latihan, Wakil Ketua Askot PSSI Surabaya, DR Heri Sudarsono MM, juga pelatih EPA U18 Persebaya, Ahmad Rosidin. (red)