GRESIK (JPNews.id) – Ketua Pengprov Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Jawa Timur, Nurhasan terus berkerja keras membina atlet supaya mencapai prestasi terbaik. Ia mengimbau atlet petanque harus sering melakukan pertandingan.
Menurut Nurhasan, petanque ini merupakan cabang olahraga permainan yang mengharuskan atletnya sering bertanding supaya kemampuannya terus terasah.
Salah satunya melalui ajang Petanque Series yang digeber FOPI Jatim. Ada 6 seri selama 2023 ini. Kini sudah memasuki seri kedua dengan tajuk Ramadan Cup memperebutkan trofi Rektor Unesa yang digeber di lapangan Petanque New Kampret, Menganti, Gresik, Sabtu (15/4/2023).
“Untuk seri ketiga nanti akan memperebutkan Piala Gubernur Jatim bulan Juni. Kemudian seri 4 dan 5 kembali memperebutkan trofi Rektor Unesa dan seri 6 sebagai penutup ada master trofi Gubernur Jatim,” sebut Nurhasan.
Nurhasan berharap, PB FOPI bisa mengesahkan program kejuaraan yang dilakukan FOPI Jatim. Ini semata-mata untuk meningkatkan prestasi atlet hingga jenjang nasional dan internasional.
Di negara yang petanque maju, lanjut Nurhasan, even bagi atlet sering dilakukan, baik kejuaraan skala nasional dan internasional.
“Kalau kita, even sangat minim. Sehingga kami sudah kerja sama dengan KONI, dispora dan disampaikan ke Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) ini ada enam series kejuaraan. Harapannya supaya petanque agar mampu berprestasi di SEA Games, Asian Games dan kejuaraan internasional.”
“Ini penting, walaupun Ramadan atlet tetap mau berlatih sehingga terjaga prestasinya. Ini perlu komitmen bersama,” sebut Nurhasan yang juga Rektor Unesa ini.
Cak Hasan -panggilan Nurhasan- menuturkan, bahwa pentanque kelihatannya sederhana, tapi menarik dan ada tantangannya. Atlet pentanque harus pintar atur strategi, antisipasi dan berani bersikap serta cepat ambil keputusan.
“Fisik juga dibutuhkan saat bertanding petanque,” terang Cak Hasan.
Sementara itu, awak media Pokja KONI Jatim juga mendapat kesempatan bertanding petanque Ramadan Cup. Kurang dari satu bulan, mereka sudah mengisi absen perlombaan yakni 29 jurnalis.
Tetapi tepat hari H wartawan yang hadir kurang dari 20 wartawan. Namun demikian, mereka ini diacak campur tim pelatih/ pengurus FOPI Jatim bermain kelas dobel eksekutif atau ganda.
Dua jurnalis, Ambari Taufik dari media Kempalan dan Harun Effendy dari Berita Metro berhasil menembus babak final, perebutan 1-2 dan 3-4. Keduanya betul-betul mendapatkan pengalaman bertanding dengan para pemain petanque profesional.
“Alhamdulillah, saya sebenarnya sudah sangat senang tidak kalah di babak awal penyisihan. Fantastis kami terus melenggang hingga juara ketiga,” terang Harun.
Dia mengaku senang mendapatkan partner pelatih petanque asal Mojokerto Kota, I Gede Shri Agus Salindra yang biasa disapa Pak Gede. “Peran Pak Gede sangat vital, beberapa kali berhasil menahan bahkan mencuri poin lawan,” ungkapnya.
Sedangkan Ambari berhasil keluar sebagai runner-up setelah di semifinal mengalahkan tim Prof Nurhasan, dan di final dihentikan tim murni atlet yang biasa bermain petanque. (har)