SURABAYA (Jpnews.id) – Ketua KONI Kota Surabaya Cak Dullah menyayangkan niat KONI Jatim menghentikan puslatda. Apalagi, jika alasan dana dari Pemprov Jatim tidak cukup untuk menggulirkan program persiapan menghadapi PON XXI/2024 Aceh-Sumut nanti.
“Statement itu bisa melemahkan semangat atlet, dan pelatih yang kini tergabung puslatda,” kata Cak Dullah, Selasa (9/5/2023) kemarin.
Cak Dullah, sapaan Hoslih Abdullah mengaku prihatin. Apabila, KONI Jatim sampai menghentikan puslatda. Sebab, sangat merugikan KONI Kota Surabaya sebagai daerah penyumbang atlet dan pelatih terbanyak puslatda.
“Hampir 50 persen atlet dan pelatih yang tergabung dalam Puslatda (Jatim) berasal dari Kota Surabaya,” kata Hoslih melansir Kempalancom.
Karena itu, menurut Hoslih, jika memang ada kendala, mestinya membicarakan dulu dengan cabang olahraga secara terbuka untuk mencari solusinya.
“Kalau masih juga tidak menemukan solusi, ya kembalikan saja ke gubernur selaku pemilik kewenangan. Jangan langsung mengeluarkan statement, bahwa puslatda dihentikan, karena anggarannya tidak mencukupi,” ujar Hoslih.
Hoslih mengatakan, bahwa pernyataan Kabid Binpres KONI Jatim Dudi Harjantoro itu, bisa melemahkan semangat atlet dan pelatih yang kini tergabung dalam Puslatda.
“Saya yakin kalau KONI, pengurus cabor, dan gubernur duduk bersama, akan ada jalan keluarnya. Insyaallah,” tegas Hoslih.
Cak Dullah mengetahui, bahwa KONI Jatim mengeluhkan minimnya kucuran dana dari Pemprov yang hanya Rp55 miliar.
Menurut KONI Jatim, jumlah tersebut membuat mereka kesulitan untuk menjalankan puslatda berbasis sport science. Apalagi tahun 2023 ini juga ada gelaran kualifikasi PON.
Lantas, KONI Jatim coba membandingkan daerah lain. DKI Jakarta, misalnya. KONI setempat menerima suntikan dana sebesar Rp270 miliar. Demikian pula KONI Jabar, tahun ini mendapat suntikan dana Rp90 miliar.
“Puslatda kami jadwalkan hanya sampai berakhirnya pra PON, sekitar September 2023. Anggaran kami sangat terbatas, sehingga tidak cukup untuk meneruskan sampai akhir 2023,” ujar Dudi Harjantoro.
Kemudian, KONI Jatim merengek meminta tambahan ke Pemprov Jatim. Mereka berharap ada dana segar melalui proses Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
Kabarnya, memang akan mendapat tambahan dana. Namun uang itu, untuk melaksanakan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII 2023. Seperti pernah dikatakan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, tambahannya antara Rp10 miliar hingga Rp15 miliar.
Tak hanya itu, KONI Jatim juga mengusung rencana membatasi jumlah atlet ke PON 2024. Rencananya, hanya memberangkatkan peraih emas atau peringkat pertama di pra PON saja.
“Namun jika ada tambahan tapi tidak siginifikan, kami sertakan peraih perak. Namun kalau dananya cukup, kami sertakan peraih perunggu,” kata Dudi. (har)